Berita

presiden sby/ist

Aktivis 98: Penguasa Mulai Panik, Gerakan Moral Dituding Inkonstitusional

KAMIS, 14 OKTOBER 2010 | 10:55 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kericuhan yang terjadi pada acara Refleksi Kritis Satu Tahun Pemerintahan SBY-Boediono di kantor PP Muhammadiyah, kemarin (Rabu, 13/10) bisa dilihat sebagai upaya inflitrasi kekuasaan pada gerakan mahasiswa.

"Kami sangat menyayangkan ada orang yang mengaku sebagai mahasiswa mengacaukan forum tersebut," ujar aktivis eksponen 98, Ahmad Kasino saat diwawancarai Rakyat Merdeka Online, Kamis (14/10).  

Karena itu, dia mengimbau kepada seluruh gerakan mahasiswa di tanah air harus lebih terorganisir dan rapi. Sebab kekuasaan sudah mulai tampak panik dengan berulang kali menyebut gerakan moral yang mulai bermunculan belakangan ini sebagai gerakan inkonstitusional.


Seperti diberitakan, acara yang dihadiri sejumlah tokoh, pemuda, mahasiswa di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya Jakarta Pusat, sempat ricuh. Hal itu terjadi saat sekelompok pemuda yang menamakan diri Persatuan Pusat Perjuangan Mahasiwa untuk Pembebasan Nasional dan Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia masuk ke ruang acara dan berteriak di depan mimbar pembicara pada saat rohaniawan Romo Frans Magniz Suseno menyampaikan orasi politik.

Mereka tidak sepakat atas kehadiran tokoh-tokoh tua pada acara konsolidasi yang mereka nilai mencoba mengambil gerakan pemuda untuk perubahan. Menanggapi tudingan tersebut, Kasino menegaskan kehadiran tokoh-tokoh senior karena memiliki kesamaan cita dengan gerakan pemuda semata.

"Kalau ada elit-elit yang mau merebut kekuasaan itu mungkin tapi mahasiswa adalah gerakan moral, gerakan intelektual bukan untuk merebut kekuasaan," tekan Kasino yang juga hadir dalam acara Refleksi Kritis Satu Tahun Pemerintahan SBY-Boediono.

Aktivis pendiri Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Famred) tersebut menambahkan, saat ini konsolidasi ke daerah-daerah tengah digalang sebagai tahap awal.

"Tapi walaupun tahap awal tapi pemerintah sudah takut begitu. Kami hanya ingin menyelamatkan bangsa supaya tidak ada lagi pembiaraan seperti kasus Ciketing, Ampera, korupsi Century, kasus IT KPU," tukas dia. [wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya