Berita

ilustrasi

Nusantara

Minyak Tumpah Cilacap, Pihak Bersalah Belum Diketahui

SENIN, 04 OKTOBER 2010 | 11:08 WIB | LAPORAN:

Tim Administratur Pelabuhan (Adpel) Dermaga Tanjung Intan dan Pertamina Refinery Unit (IV) Cilacap, Jawa Tengah terus melakukan penyelidikan atas tumpahan minyak jenis Marine Fuel Oil (MFO) yang terjadi di perairan Teluk Penyu, antara Dermaga Tanjung Intan dan Pulau Nusakambangan, kemarin. Hingga kini pihak yang bertanggungjawab atas tumpahnya minyak tersebut belum diketahui.
 
Saat dihubungi Rakyat Merdeka Online, Senin (4/10), Kepala Humas Pertamina RU IV Cilacap, Kurdi Susanto mengatakan, semua penyelidikan diserahkan kepada pihak yang berwenang, yakni Adpel. Kendati begitu, pihak Pertamina tetap proaktif melakukan pembersihan dan pemurnian (clearing/purifiering) di lokasi kejadian demi keselamatan lingkungan.

“Kami belum mendapat laporan resmi siapa yang harus bertanggungjawab. Kami mendahulukan keselamatan lingkungan.Yang terpenting tumpahan minyak segera bersih,” jelas Kurdi.

Dari hasil penyelidikan sementara, diduga tumpahan minyak ini berasal dari kilang area 70 yang sedang menyuplai ke kapal tangker MT Asia 17. Saat pemompaan minyak ke tangki kapal dilakukan terjadi over flow hingga meluber dan mencemari laut. Sedianya, MFO akan dimuat ke kapal dengan kapasitas 20 ribu kilo liter tersebut.

Kurdi mengatakan, pembersihan dilakukan diantara dengan upaya menyemprotkan sprayer menggunakan bahan dispersen untuk menetralisir minyak tersebut. Cara ini dilakukan agar sisa minyak tidak sampai mengendap di dasar laut yang dapat merusak habitat laut..

Menyoal yang bertangggungjawab, Kurdi menuturkan jika nanti terbukti bukan Pertamina yang bersalah, maka semua biaya pembersihan dan sangsi-sangsi berdasar undang-undang akan dibebankan kepada pihak operator.

“Misalnya ternyata yang salah kapal, maka kami akan meminta ganti biaya yang kami keluarkan untuk aksi clearing ini,” tegasnya.

Kurdi menambahkan sejak hari Minggu kemarin, petugas terus membersihkan sisa tumpahan minyak agar tidak berbekas. Ini dilakukan agar habitat laut terjaga kelestariannya. [wid]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya