RMOL.Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi merasa yakin kinerjanya selama setahun dinilai positif. Sebab, semua program sudah terlaksana dengan sempurna.
Tapi bekas Gubernur Sumatera Barat itu belum bisa memastikan apakah posisinya aman atau tidak dalam reshuffle kabinet, bila itu dilakukan Presiden SBY seusai evaluasi kinerja para menteri.
“Tidak ada yang sebut-sebut Mendagri diganti kan, tapi mana tahu di-reshuffle, ha-ha-ha. Saya kan tidak tahu apa yang terjadi nanti,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
20 Oktober mendatang genap setahun pemerintah SBY-Boediono, tentu ada evaluasi dari Presiden, bagaimana komentar Anda?
Semua sudah 100 persen. Program setahun itu sudah kita laksanakan.
Apa nggak khawatir evaluasi itu dikaitkan dengan reshuffle kabinet?
Saya tidak terganggu itu, saya kerja saja. Kita kan bisa lihat evaluasi tahunan yang sudah selesai untuk semua daerah otonomi, termasuk grand design. <I>Alhamdulillah semua menyatakan grand design itu luar biasa, sudah baik sekali. Begitu juga grand design tentang induk yang telah dikerjakan sejak 2003, itu sudah kami selesaikan. Anda bisa lihat tebalnya, 300 halaman itu.
Yakin nih nggak kena reshuffle?
Soal reshuffle itu soal lain. Tapi tugas saya sudah selesai saya kerjakan. Kita juga sudah siapkan revisi UU 32 tentang Pemerintah Daerah, revisi UU Pemilukada, revisi UU Desa, kita sudah selesaikan drafnya, tinggal bahas di DPR.
Begitu juga PP 19 tentang fungsi gubernur yang harus selesai 2006, baru selesaikan saat saya jadi Mendagri kan. PP tentang mekanisme persidangan DPRD, PP Insentif, PP tentang Kewenangan Pemerintah Daerah Aceh, dan Keputusan Bersama Menkeu dan Mendagri soal PPTAD jadi pajak daerah. Jadi, sudah banyak yang kita kerjakan.
Memang semua program setahun itu sudah terlaksana dengan baik?
Program yang dicapai Kemendagri itu kan terukur sekali. Tugasnya apa dan diselesaikan bagaimana, itu terukur dan semuanya sudah selesai. Ya mudah-mudahan tidak sampai Oktober selesai, paling lambat 1 Oktober sudah selesai. Jadi, saat evaluasi tanggal 22 Oktober, kami sudah siap.
Termasuk kontrak kinerja 1 tahun dengan Presiden?
Kalau itu ada dokumen-dokumennya, anda bisa baca nanti. Tiga hari lagi sudah lengkap betul, boleh saya bagikan nanti. Kerjanya apa, panduannya apa, terukur kok.
Berarti nggak ada hambatan ya?
Nggak juga. Barangkali karena ada koordinasi tentu memerlukan waktu, tidak bisa secepat yang kita harapkan kan, harus dirapatkan, harus dipahami lagi, berulang, mungkin itu saja jadi hambatannya. Tapi secara prinsip tidak ada.
Yakin rapornya lebih baik dari yang terakhir dipaparkan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) ?
Insya Allah begitu. Karena kita tahu apa yang dikerjakan dan itu diklarifikasi. Kalau kita sudah nyatakan 100 persen, itu sudah berdasarkan pernyataan dia juga kan.
Jadi yang diumumkan UKP4 nanti kemungkinan besar tak akan ada perbedaan dengan yang dilaporkan Kemendagri ke UKP4 saat evaluasi kabinet?
Oh ya, tidak akan ada perbedaan pendapat kita dengan UKP4. Kan kita telah laporkan pekerjaan kita yang selesai. Kemudian dinyatakan clear begitu. Jadi kita melaporkan 100 persen, dia menilai 80 persen, tidak begitu. Karena standar itu kita telah sepakati dengan UKP4. Tidak akan berbeda itu.
Kemendagri sendiri apa yang akan jadi agenda prioritas berikutnya?
Yang berikutnya nantikan dua tahun. Yang satu tahun kan sudah. Terus ada tambahan lagi dari Inpres yang di Cipanas, terus tindak lanjut Bali, tindak lanjut Bogor. Itu tambahan. Tapi itu kita laporkan juga bagaimana tindak lanjut masing-masing yang Cipanas, Bali, juga Bogor. Kan ada Inpres untuk Mendagri Nomor 42 kan, itu kita sudah rapatkan dengan antar menteri, dengan para pejabat eselon satu, itu kita laporkan juga nanti. Ada pula Permen-nya, jadi banyak yang kita kerjakan.
Tapi beberapa daerah ini kan ada konflik, seperti di Bekasi, bukankah itu juga akan jadi penilaian?
Itu kan bukan target, hanya penyelesaian-penyelesaian rutin. Kita kan terus pantau itu. Sabtu-Minggu terus saya monitor. Seperti di Bekasi, Dirjen dan Direktur kita ke sana, saya monitor terus itu. [RM]