RMOL. Adi Putra Tahir menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) punya tugas berat. Selain menjalankan roda organisasi, juga menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) yang dilaksanakan di Jakarta, 24-26 September 2010.
Salah satu agenda Munas adalah memilih Ketua Umum Kadin. Sampai saat ini ada empat calon kuat, yakni Sandiaga S Uno (Wakil Ketua Umum Kadin Bidang UMKM dan Koperasi), Suryo Bambang Sulisto (Ketua Dewan Pertimbangan Kadin), Chris Kanter (Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Investasi dan Logistik), dan Wishnu Wardhana (Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Keuangan Nonbank dan Pasar Modal Indonesia).
Tapi Rabu (15/9) calon bertambah satu lagi. Sebab, Adi Putra Tahir akan mendeklarasikan diri ikut bertarung memperebutkan kursi Ketua Umum Kadin periode 2010-2015.
Alasannya, banyak daerah yang memintanya agar ikut mencalonkan diri demi menyatukan semua kekuatan di Kadin.
”Banyak pengurus Kadin daerah yang meminta agar ikut mencalonkan. Setelah saya diskusikan dengan sejumlah teman, akhirnya Rabu mendatang saya mendeklarasikan sebagai calon Ketua Umum Kadin,’’ ujar anggota Komisi VI DPR itu kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa sudah dipertimbangkan secara matang-matang pencalonan ini?
Ya sudah. Ini kan desakan dari pengurus Kadin Daerah. Mereka menilai saya sebagai sosok pemersatu semua kekuatan di Kadin.
Kalau tidak terpilih gimana, berarti Anda menjabat Ketua Umum Kadin tercepat, hanya dua bulan?
Betul. Saya ditunjuk menjadi Pjs Ketua Umum Kadin Januari 2010, tapi mulai 22 Juli 2010 menjabat Ketua Umum Kadin sebagai pengganti antar waktu (PAW) gara-gara MS mundur dari jabatan itu setelah menjadi Menteri Perindustrian.
Apakah Anda optimistis terpilih?
Kalau melihat dukungan dari daerah, tentu optimistis.
Emang dukungannya berapa banyak?
Cukup banyak. Tapi nggak enak kalau dipublikasikan. Yang jelas, mereka meminta saya untuk mencalonkan diri demi mempersatukan semua kekuatan di Kadin.
Emang calon yang lain tidak mampu mempersatukan?
Saya tidak bilang begitu. Ini kan menurut pengurus Kadin di daerah. Intinya kata-katanya begini: kalau Abang maju, pasti semuanya bersatu. Soalnya perbedaan antar calon sudah terlalu tajam. Itu kata mereka.
Saya dianggap mereka cocok karena antara lain bisa menjembatani antara pengusaha besar dan pengusaha kecil, termasuk informal. Sebab, sekarang ini yang kurang adalah kelas menengah.
Berarti Anda ingin mengurangi kesenjangan?
Ya, sebab ada pengusaha gede bermainnya di luar negeri. Sedangkan yang kecil dan informal masih gitu-gitu terus di sini, tidak berkembang. Jadi, perlu dijembatani agar kelas menengah tumbuh, supaya menjadi bangunan yang kokoh. Sebab kalau tengahnya kosong maka akan diisi orang asing.
Kelas menengah yang dibangun itu di daerah ya?
Betul. Program ini harus seirama dengan program pemerintah, yaitu APBN 60 persen didaerahkan, sehingga ini akan menjadi motor pengusaha daerah untuk meningkatkan Sumber Daya Alam (SDA) daerah. Dengan cara ini akan tumbuh kelas menengah di daerah.
Apa ini sudah dibahas dengan pemerintah?
Sudah. Tapi kan harus tetap terus disuarakan, sehingga benar-benar terwujud. Kalau ini terwujud, tentu bisa menyerap lapangan pekerjaan. Selain itu, kami juga berupaya agar industri itu tidak mengimpor bahan mentahnya dari luar negeri.
Selain itu, apa lagi visi misinya?
Kalau saya terpilih menjadi Ketua Umum Kadin periode mendatang, tentu saya akan terus berjuang untuk menyakinkan pemerintah dan perbankan agar bunga pinjaman ke bank jangan terlalu tinggi.
Selama ini bunganya bisa mencapai 15 persen, itu terlalu tinggi. Hendaknya kita bisa meniru di Singapura, yang bunganya cuma 6 persen.
Kalo kondisi seperti ini tentu tidak mendorong daya saing. Harga barang dibikin di Indonesia menjadi mahal, sehingga sulit bersaing dengan produk luar negeri. Ini membuat pengusa kecil menjadi terpuruk.
Kalau pengusaha besar bagaimana?
Itu juga ada persoalan, yakni soal pajak penghasilan, di sini telalu besar yakni 25 persen. Sedangkan di Singapura cuma 16 persen. Sedangkan di sini juga ada pajak deviden 10 persen. Ini kan pajak ganda namanya. Jadi, seharusnya dihapus saja.
Ini penyebab banyak pengusaha besar bikin usaha di luar negeri?
Betul. Karena pajak badannya untuk tahunan sangat murah. Kalau di Singapura 16 persen di Indonesia 25 persen. Bahkan tahun lalu sebesar 35 persen. Makanya Kadin mengusulkan agar pajak itu diturunkan saja. Kalau tidak diturunkan, tentu banyak uang pengusaha besar itu menyimpan uangnya di luar negeri.
Memang berapa banyak uang pengusaha itu ?
Banyak sekali. Kalau uang itu bisa dikembalikan ke sini, tentu ini memberikan gairah terhadap perekonomian kita di sini.
O ya, apa sih peran Kadin selama ini dalam dunia usaha?
Kadin itu adalah satu-satunya organisasi resmi yang mewadahi dunia usaha, termasuk asosiasi.
Lalu kenapa KEN didirikan?
Presiden mendirikan Komite Ekonomi Nasional (KEN) memberikan hal positif bagi Kadin. Makanya kami mendukung KEN. Sebab KEN terdiri dari unsur Kadin dan unsur lainnya seperti, pengamat, akademisi, dan ahli hukum.
[RM]