Berita

MATAHATI RAMADHAN

Management by Anger

Oleh: Abdul Mu'ti
RABU, 25 AGUSTUS 2010 | 07:55 WIB

Dalam sebuah kesempatan setelah pengajian di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, saya berbincang dengan dr. Sugiat. Selain profesi utamanya sebagai dokter spesialis, dr. Sugiat juga dikenal sebagai direktur rumah sakit yang handal. Meskipun ada juga yang gagal, sebagian besar rumah sakit yang dipimpinnya melesat kemajuannya.

Sebagai direktur, dr. Sugiat ”mengembangkan” manajemen khasnya yaitu MBA: management by anger. MBA berarti memimpin dengan marah. Walaupun demikian, dr. Sugiat adalah pribadi yang ramah, humoris dan akrab.

Marah bukanlah perilaku yang terlarang. Yang dilarang oleh Islam adalah menjadi pemarah. Seseorang boleh saja marah. Dalam hal tertentu, marah bahkan wajib. Tetapi, marah bukanlah perkara mudah. Banyak orang yang takut marah. Sebagian kecil tidak bisa marah karena kesabaran dan jiwa besarnya. Sebagian besar tidak bisa marah sebagaimana mestinya.


Terkait dengan marah, filosof Yunani, Aristoteles menyatakan, "Anyone can become angry- that is easy. But to be angry with the right person, to the right degree, at the right time, for the right purpose, and in the right way -that is not easy." (Siapapun bisa marah– itu hal yang mudah. Tetapi marah kepada orang yang seharusnya dimarahi, dengan tingkat yang pas, pada waktu yang tepat, untuk tujuan yang benar, dan dengan cara yang bijak- itu semua tidaklah mudah).

Marah membutuhkan kearifan. Karena itu, seorang yang bertaqwa adalah mereka yang mampu menahan amarahnya (Qs. 3, ali Imran: 134). Menahan amarah dapat diartikan mengelola sikap marah. Puasa mendidik manusia mengolah jiwa dan nafsu sedemikian rupa sehingga tidak menjadi pemarah.

Sabda Nabi Muhammad, ”Jika di tengah puasa ada seseorang memprovokasi kamu untuk marah, katakanlah: saya sedang berpuasa.” Maksudnya tentu saja agar provokasi itu direspon dengan perkataan dan perilaku yang baik, bukan dengan kemarahan serupa."
 
Jika memang tepat dan bijak, management by anger khas dr. Sugiat bisa dipertimbangkan.

Penulis adalah Sekretaris PP Muhammadiyah

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya