Berita

Ilustrasi (RMOL/Reni Erina)

Bisnis

Wall Street Melemah: Raksasa Chip Terjungkal

KAMIS, 18 DESEMBER 2025 | 08:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Saham-saham di bursa Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan yang cukup tajam, dipimpin oleh penurunan tajam saham-saham teknologi. 

Dikutip dari Reuters, Kamis 18 Desember 2025, pada penutupan perdagangan Rabu, Dow Jones turun 0,47 persen, S&P 500 melemah 1,16 persen, dan Nasdaq anjlok 1,81 persen.

Tekanan terbesar datang dari sektor teknologi. Saham Oracle merosot 5,4 persen setelah laporan menyebutkan mitra pusat data terbesarnya, Blue Owl Capital, tidak jadi mendukung proyek pusat data senilai 10 miliar Dolar AS. Sementara itu, Amazon turun 0,6 persen setelah dikabarkan tengah berdiskusi untuk berinvestasi sekitar 10 miliar Dolar AS di OpenAI, pengembang ChatGPT.


Kekhawatiran investor terutama tertuju pada besarnya belanja modal (capital expenditure/capex) untuk AI dan ketidakpastian imbal hasilnya.

Saham raksasa chip juga ikut tertekan. Nvidia turun 3,8 persen dan Broadcom jatuh 4,5 persen, sehingga indeks saham semikonduktor anjlok hampir 4 persen. Saham Alphabet (Google) ikut melemah 3,2 persen setelah Reuters melaporkan Google bekerja sama dengan Meta untuk mengurangi dominasi perangkat lunak Nvidia di sektor AI.

Di sektor media, Dewan Direksi Warner Bros Discovery menolak tawaran akuisisi bermusuhan senilai 108,4 miliar Dolar AS dari Paramount Skydance, dan memilih penawaran yang mengikat dari Netflix. Saham Netflix naik tipis 0,2 persen, sementara saham Paramount dan Warner Bros masing-masing turun 5,4 persen dan 2,4 persen.

Di tengah pelemahan pasar, saham energi justru menguat seiring kenaikan harga minyak. Kenaikan ini dipicu perintah Presiden AS Donald Trump untuk memblokade kapal tanker minyak yang terkena sanksi dan keluar-masuk Venezuela. Saham ConocoPhillips dan Occidental Petroleum melonjak lebih dari 4 persen.

Dari sisi kebijakan moneter, pasar mendapat sedikit sentimen positif setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan bank sentral masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga, seiring tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja AS.

Investor kini menunggu data penting berikutnya, yaitu laporan inflasi konsumen AS yang akan dirilis Kamis waktu setempat, yang berpotensi menentukan arah pasar selanjutnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya