Berita

Ilustrasi (Artificial Inteligence)

Dunia

Tak Becus Urus Ekonomi, Approval Rating Trump Merosot Tajam

RABU, 17 DESEMBER 2025 | 11:23 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tingkat persetujuan atau approval rating Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menurun. 

Jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos, mengungkapkan bahwa rating tersebut turun menjadi 39 persen, mendekati level terendah sepanjang masa jabatan terkininya.

Penurunan ini terutama dipicu oleh melemahnya kepercayaan publik, termasuk dari Partai Republik, terhadap kinerja Trump dalam mengelola perekonomian.


Survei yang dilakukan selama tiga hari dan berakhir pada Minggu itu menunjukkan, hanya 39 persen warga AS dewasa yang menyetujui kinerja Trump. Angka ini turun dari 41 persen pada awal Desember dan hanya sedikit di atas rekor terendah 38 persen yang tercatat pertengahan November lalu.

Trump kembali berkuasa pada Januari dengan tingkat persetujuan 47 persen. Namun sejak itu, popularitasnya terus tergerus, terutama terkait isu ekonomi. 

Sejumlah ekonom menilai aktivitas perekrutan tenaga kerja melambat karena ketidakpastian, termasuk dampak kebijakan tarif impor. Penutupan sementara pemerintahan (government shutdown) juga sempat mengganggu pengumpulan data ekonomi.

Persetujuan publik terhadap cara Trump menangani ekonomi kini merosot ke level terendah di 33 persen. Bahkan di kalangan Partai Republik, dukungan pada kinerja ekonomi Trump ikut menurun. 
Meski 85 persen pemilih Republik masih menyetujui kinerja Trump secara keseluruhan, hanya 72 persen yang menilai ia berhasil mengelola ekonomi. Angka ini turun dari 78 persen pada awal bulan.
Trump memenangkan pemilu presiden tahun lalu dengan janji memperbaiki ekonomi yang sebelumnya dibayangi inflasi tinggi pada era Presiden Joe Biden. Namun, inflasi tetap bertahan di kisaran 3 persen, lebih tinggi dari target sehat 2 persen yang diharapkan para pembuat kebijakan.

Sementara itu, tingkat persetujuan Trump terkait biaya hidup juga merosot menjadi 27 persen, turun dari 31 persen pada awal Desember. Jajak pendapat Reuters/Ipsos ini dilakukan secara daring terhadap 1.016 responden di seluruh AS, dengan margin of error sekitar 3 poin persentase.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya