Berita

Mantan ketua KPK Firli Bahuri mendapat ucapan selamat dari sejumlah sahabat dekat saat peluncuran buku '"Anak Dusun Menjaring Impian" di kawasan Sentul, Bogor, Sabtu, 13 Desember 2025. (Foto: Istimewa)

Politik

Anak Dusun Menjaring Impian: Kisah Firli Bahuri dari Kampung ke Panggung Nasional

SENIN, 15 DESEMBER 2025 | 15:18 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Bukan dengan seragam atau podium politik, mantan Ketua KPK Komjen (Purn) Firli Bahuri kali ini muncul lewat buku tebal berjudul "Anak Dusun Menjaring Impian".

Biografi setebal lebih dari 500 halaman itu diluncurkan di kawasan Sentul, Bogor, akhir pekan lalu, Sabtu, 13 Desember 2025. Momen peluncuran dibuat sederhana. Berbarengan dengan ulang tahun ke-33 pernikahan Firli dengan sang istri, Dina Bahuri. Yang hadir pun terbatas, keluarga dan sahabat dekat.

Buku yang ditulis Arief Gunawan dan diterbitkan Booknesia ini mengisahkan perjalanan panjang Firli. Dari Dusun Lontar, wilayah terpencil di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, hingga akhirnya menduduki kursi orang nomor satu di lembaga antirasuah.


Kisahnya bukan jalan lurus. Tamat SMA tahun 1982, Firli muda empat kali terpental dari seleksi Akademi Kepolisian. Empat kali gagal. Selalu kandas di tahap akhir seleksi di Magelang, Jawa Tengah.

Tak patah arang, Firli memilih jalur lain. Ia lebih dulu menjadi bintara polisi dan bertugas di Polres Cibabat, Polda Jawa Barat. Baru pada kesempatan terakhir, tahun 1987, ia lolos Akpol. Tiga tahun kemudian, Firli resmi dilantik sebagai perwira muda dengan pangkat Letnan Dua.

Kariernya lalu berkelana dari satu daerah ke daerah lain. Jakarta, Timor Timur (kini Timor Leste), Lampung, Jawa Tengah, Banten, NTB, hingga kembali ke Sumatera Selatan. Firli juga sempat mengenakan baret biru sebagai bagian dari Kontingen Garuda dalam misi PBB di Kamboja (UNTAC). Jabatan terakhirnya di Polri: Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam).

Buku ini diawali dua kata pengantar dari sahabat dekat Firli. Salah satunya Eddy Iskandar, pendiri International Community for Emotional Freedom Techniques (EFT) Practitioners, teman seangkatan Firli di SMAN 3 Palembang.

Eddy melukiskan Firli sebagai pribadi tekun sejak remaja. Saat teman-temannya memilih kantin atau lapangan, Firli justru setia ke perpustakaan.

“Firli tidak pernah malu dianggap terlalu serius. Dari situlah fondasi kepemimpinannya dibangun,” tulis Eddy.

Menurut Eddy, kebiasaan sederhana -hidup irit, rajin membaca, disiplin, dan dekat dengan guru- menjadi benang merah yang membentuk karakter Firli sebagai abdi negara.

Kata pengantar lain ditulis Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa. Teguh menyebut Firli sebagai sosok polisi dengan integritas tinggi, yang perjalanannya tak bisa dilepaskan dari latar belakang hidupnya.

“Yang membentuk manusia bukan jabatan, melainkan jalan panjang yang ia tempuh dari kampung terpencil hingga ke puncak tanggung jawab negara,” tulis Teguh.

Teguh menegaskan, buku ini bukan ruang pembelaan. Tidak ada bagian yang menjawab tudingan dan kontroversi yang selama ini melekat pada Firli. Buku ini, kata dia, hanya mengajak pembaca melihat sisi manusiawi Firli jauh sebelum sorotan kamera dan hiruk-pikuk politik.

Dalam konteks era post-truth, Teguh menilai kisah pembentuk karakter sering tenggelam oleh opini, emosi, dan narasi sepihak. Padahal, kebenaran, katanya, selalu punya jalannya sendiri.

Menariknya, Teguh mengungkap rencana lanjutan Firli. Dalam komunikasi mereka, Firli disebut akan menuliskan buku terpisah untuk menjawab berbagai tuduhan selama memimpin KPK.

“Sequel itu akan mengungkap kebenaran versinya, termasuk tudingan dari pihak-pihak yang tak senang dengan kiprahnya di lembaga antirasuah,” tulis Teguh.

Dari dusun terpencil hingga pucuk lembaga negara. Lewat buku ini, Firli Bahuri tampaknya ingin memastikan satu hal: kisah hidupnya tak hanya dibaca dari potongan isu, tapi dari perjalanan panjang yang membentuknya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya