Berita

Ilustrasi. (Foto: SPPG Cijayanti Bogor)

Bisnis

Kadin: Belanja Harian SPPG Dongkrak Produksi Petani dan UMKM Desa

SABTU, 13 DESEMBER 2025 | 07:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menunjukkan dampak ekonomi yang kuat di tingkat desa. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Peternakan, Cecep Muhammad Wahyudin, menegaskan bahwa keberadaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah membuka pasar besar dan pasti bagi pelaku usaha lokal, mulai dari petani, peternak, hingga UMKM.

Menurut Cecep, setiap SPPG yang melayani sekitar 4.000 penerima manfaat per hari menggerakkan belanja bahan baku hingga Rp36 juta. Besarnya kebutuhan ini menciptakan captive market yang tidak mungkin dipenuhi dari kota, sehingga pemasok lokal menjadi prioritas.

"Dari sebaran SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di seluruh Indonesia yang hingga ke tingkat pedesaan, MBG itu menggerakkan ekonomi desa dengan luar biasa," ujar Cecep dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Sabtu 12 Desember 2025.


Berdasarkan simulasi perhitungan, Cecep menyebutkan bahwa satu SPPG yang melayani rata-rata 4.000 orang per hari, dengan estimasi belanja per porsi Rp9.000, memiliki perputaran uang belanja harian baku sekitar Rp36 juta per hari.

Sektor pertanian menjadi yang paling merasakan lonjakan permintaan, sementara di peternakan kebutuhan telur dan ayam membuka peluang bagi peternak rakyat untuk bangkit kembali. 

Kadin bersama kementerian terkait juga tengah mengembangkan Koperasi Desa Merah Putih untuk memperkuat produksi ayam petelur dan pedaging, peluang yang dapat diambil UMKM dan generasi muda.

“Ini mungkin kesempatan yang bisa diambil tidak hanya oleh Kopdes Merah Putih tapi juga oleh UMKM, atau mungkin generasi muda yang tertarik di industri ini,” tambah Cecep.

Dampak sosialnya pun signifikan. Banyak SPPG merekrut relawan dari warga sekitar tanpa syarat pendidikan, memberikan sumber pendapatan baru bagi ibu-ibu dan anak muda desa.

Contohnya terlihat di SPPG Cibuntu, Tasikmalaya. Mitra pengelolanya, Tino Rirantino, menyebut bahwa 85% kebutuhan bahan baku kini dipenuhi oleh petani dan pedagang lokal. Kehadiran SPPG bahkan mendorong petani mulai menanam komoditas baru—seperti buah-buahan—karena ada jaminan pasar.

Selain menggerakkan ekonomi desa, SPPG Cibuntu juga aktif menjalankan program sosial seperti membantu fasilitas sekolah bagi anak yatim. Menurut Tino, manfaat MBG kini menjelma menjadi denyut ekonomi dan sosial yang nyata bagi masyarakat sekitar.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Ratusan Pati Naik Pangkat

Selasa, 02 Desember 2025 | 03:24

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Reuni 212 dan Bendera Palestina

Selasa, 02 Desember 2025 | 22:14

Warga Gaza Sumbang 1.000 Dolar AS untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 02 Desember 2025 | 05:03

UPDATE

ERP Mangkrak, Evaluasi Kadishub Syafrin Liputo!

Sabtu, 13 Desember 2025 | 04:07

Timnas Tersingkir Tragis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:31

Dirut BSI Raih Sharia Banking Transformation Leader of the Year

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:14

Tak Benar Taman Nasional Way Kambas Dijual

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:04

Buka Posko Krisis Terpadu Mobil MBG Seruduk Siswa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:01

Evakuasi Warga Pakai Helikopter

Sabtu, 13 Desember 2025 | 02:14

Saatnya Prabowo Reshuffle Besar-besaran Pasca Bencana Sumatera

Sabtu, 13 Desember 2025 | 02:04

Way Kambas Pilot Project Penjualan Karbon di Kawasan Taman Nasional

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:53

Mirza Agus Jenderal Doktrin dan Lapangan Lulusan Kopassus Kini Jaga Timur

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:33

Ketika Perpol Menantang Mahkamah Konstitusi

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:30

Selengkapnya