Berita

Ilustrasi (RMOL/Reni Erina)

Bisnis

Sentimen The Fed Redupkan Bursa Eropa

RABU, 10 DESEMBER 2025 | 07:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bursa saham Eropa ditutup mendatar karena investor berhati-hati menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve. 

Tekanan terbesar datang dari anjloknya saham EssilorLuxottica setelah Google mengumumkan rencana peluncuran kacamata bertenaga kecerdasan buatan (AI).

Dikutip dari Reuters, indeks STOXX 600 turun tipis 0,10 persen ke 577,77 pada penutupan perdagangan Selasa 9 Desember 2025.


Pergerakan indeks regional bervariasi. DAX Jerman naik 0,49 persen atau 116,64 poin menjadi 24.162,65. Sementara FTSE 100 Inggris berkurang 0,03 persen atau 3,08 poin ke posisi 9.642,01, dan CAC Prancis melemah 0,69 persen atau 55,92 poin menjadi 8.052,51

Saham EssilorLuxottica anjlok 5,6 persen setelah Google mengumumkan rencana merilis kacamata berteknologi AI pada 2026 bersama Warby Parker. Dampaknya ikut menyeret saham merek-merek mewah lain seperti Kering dan LVMH, sehingga sektor barang mewah turun 1,8 persen.

Sebaliknya, sektor asuransi menguat 1,3 persen dan perbankan naik 0,8 persen. 

Saham pertahanan juga melonjak setelah laporan bahwa parlemen Jerman akan menyetujui kontrak pengadaan senilai 52 miliar Euro. Saham  Rheinmetall, RENK, dan Hensoldt naik antara 3,6 persen hingga 5,9 persen.

Fokus utama pasar tetap pada keputusan the Fed. Pasar memperkirakan penurunan suku bunga 25 bps, tetapi investor menunggu panduan kebijakan untuk periode setelah Desember. Menurut analis, ketidakpastian ini membuat pasar cenderung berhati-hati.

Di Eropa, ekspektasi penurunan suku bunga menurun setelah pejabat ECB Isabel Schnabel membuka peluang kenaikan, memicu lonjakan imbal hasil obligasi zona euro.

Di luar indeks utama, saham Thyssenkrupp merosot 6,4 persen setelah memproyeksikan rugi hingga 800 juta Euro pada 2026. 

Saham Galp jatuh 14,6 persen setelah menyerahkan operatorship proyek Mopane kepada TotalEnergies. Sementara itu, Nordex dan SMA Solar justru menguat masing-masing 2,1 persen dan 3,1 persen setelah hakim federal AS membatalkan larangan proyek angin baru yang diberlakukan Presiden Donald Trump.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Eddy Soeparno Bicara Komitmen Prabowo Percepat Dekarbonisasi

Senin, 15 Desember 2025 | 16:13

Praperadilan Kakak Kandung Hary Tanoesoedibjo Dua Kali Ditolak Hakim

Senin, 15 Desember 2025 | 15:55

Miliarder Siapkan Hadiah Besar Atas Aksi Heroik Warga Muslim di Bondi Beach

Senin, 15 Desember 2025 | 15:48

DPR Tegaskan Perpol 10/2025 Tidak Bertentangan dengan Konstitusi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:41

Ketaatan pada Rais Aam Fondasi Kesinambungan Khittah NU

Senin, 15 Desember 2025 | 15:39

Gubernur Sulut Dukung Penguatan Kapasitas SDM Bawaslu

Senin, 15 Desember 2025 | 15:29

Keselamatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas Utama Selama Nataru

Senin, 15 Desember 2025 | 15:19

Pramono Terima Hasil Kongres Istimewa MKB Demi Majukan Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:12

KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto

Senin, 15 Desember 2025 | 14:54

Command Center Diresmikan Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih

Senin, 15 Desember 2025 | 14:43

Selengkapnya