Ilustrasi. (Foto: Humas BGN)
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sleman Tridadi 3 semakin memperkuat posisinya sebagai penggerak ekonomi desa dengan melibatkan UMKM pangan, petani lokal, hingga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam rantai pasok hariannya.
Kolaborasi ini memastikan seluruh kebutuhan bahan baku diperoleh dari pelaku usaha setempat secara adil, sekaligus mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Setiap hari, bahan pangan seperti telur, sayur-mayur, ayam, dan berbagai komoditas lokal dipasok oleh petani dan UMKM desa. Selain itu, hasil peternakan BUMDes termasuk telur dan sumber protein lainnya secara rutin menjadi bagian dari menu bergizi yang diproduksi untuk para penerima manfaat program.
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN), Khairul Hidayati, menegaskan bahwa SPPG Sleman Tridadi 3 adalah contoh konkret bagaimana program gizi mampu menjadi pengungkit ekonomi desa.
“SPPG ini bukan sekadar dapur produksi makanan bergizi. Ini adalah pusat aktivitas ekonomi desa yang melibatkan UMKM, petani, dan BUMDes. Dampaknya langsung dirasakan masyarakat melalui peningkatan pendapatan dan rantai ekonomi yang lebih dinamis,” ujar Hida dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Minggu, 7 Desember 2025.
Hida menambahkan bahwa model kolaborasi desa seperti ini sejalan dengan arah kebijakan BGN dalam memperkuat ketahanan pangan lokal dan memastikan keberlanjutan program.
“BGN mendorong replikasi model Sleman Tridadi 3 karena pendekatan berbasis komunitas terbukti mampu menggerakkan warga, menciptakan lapangan kerja, dan membuat rantai pasok pangan lebih mandiri. Ini adalah praktik baik yang ingin kami dorong di banyak daerah,” tegas Hida.
Kemitraan antara SPPG dan pelaku usaha desa juga memperkuat sistem pangan lokal melalui mekanisme pengadaan yang transparan dan memberi akses merata bagi kelompok usaha. Hal ini memastikan bahwa manfaat program gizi tidak hanya berhenti pada penyediaan makanan bergizi, tetapi juga mendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi desa.
Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Molly Prabawaty, menilai bahwa keterlibatan masyarakat secara langsung menjadikan program gizi lebih efektif dan berkelanjutan.
“Saat masyarakat turut terlibat dalam proses produksi dan pasokan, program gizi tidak lagi dipandang sebagai bantuan semata, tetapi gerakan sosial yang menguatkan ekonomi desa dan semangat gotong royong. Ini narasi pembangunan yang perlu diperluas,” ujarnya.