Presiden Prabowo Subianto (Foto: YouTube Golkar)
Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana besar pemerintah untuk menambah armada udara Indonesia dengan membeli 200 helikopter mulai Januari tahun depan.
Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun Partai Golkar di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat, 5 Desember 2025.
Dalam pidatonya, Prabowo menyoroti situasi bencana yang tengah melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Ia menyampaikan keprihatinan sekaligus apresiasi atas kerja cepat pemerintah dalam merespons kondisi darurat di lapangan.
Menurutnya, kemampuan negara mengerahkan 50 helikopter ke wilayah terdampak menunjukkan bahwa Indonesia kini memiliki kesiapsiagaan yang jauh lebih baik dibanding beberapa tahun lalu.
"Mungkin beberapa bulan lalu tidak ada yang bisa perkirakan bahwa negara kita mampu mengerahkan 50 helikopter. 50 helikopter sekarang sedang bergerak di daerah musibah," kata Prabowo.
Prabowo lebih lanjut mengungkapkan bahwa Indonesia baru saja menerima tambahan lima helikopter dalam sepekan terakhir, dan pengiriman akan terus berlanjut.
Melihat besarnya kebutuhan helikopter untuk operasi penanganan bencana, Presiden mengambil inisiatif untuk menambah armada dengan mendatangkan hingga 200 unit helikopter mulai tahun depan.
"Minggu ini helikopter baru datang 5 buah, dan terus berdatangan. Dan saya sudah perintahkan mulai Januari tahun depan dan seterusnya kita akan datangkan 200 helikopter di RI ini," tegasnya.
Selain helikopter, Prabowo menyinggung kedatangan pesawat angkut berat baru dalam beberapa bulan terakhir, seperti lima unit Hercules C-130J dan pesawat Airbus A400.
Di tengah penguatan alutsista, Prabowo menanggapi kritik sebagian pihak yang mempertanyakan alasan di balik pembelian peralatan pertahanan dalam jumlah besar.
"Ada terutama dari elite kita yang pintar-pintar dan merasa sangat pintar, selalu nyinyir untuk apa Prabowo beli alutsista banyak-banyak?" ucapnya.
Ia menegaskan bahwa penguatan alat negara bukan semata untuk menghadapi ancaman militer, tetapi juga bencana alam yang kerap melanda Indonesia yang berada di kawasan cincin api.
"Bangsa kita berada dalam sesuatu yang disebut lingkaran api, the ring of fire. Bencana alam adalah bagian yang terus kita hadapi, kita harus siap menghadapi yang paling jelek pun keadaan," jelasnya.