Berita

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa (RMOL/Alifia Dwi Ramandhita)

Bisnis

Menkeu Beri OJK Deadline 6 Bulan Berantas Manipulator

KAMIS, 04 DESEMBER 2025 | 09:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan sinyal keras kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait pemberian insentif pajak bagi investor pasar modal. Menurutnya, pemerintah tidak akan menggelontorkan insentif apa pun selama praktik manipulasi harga saham, atau yang populer disebut saham gorengan belum diberantas secara tuntas.

Menkeu Purbaya menegaskan bahwa pasar modal saat ini masih terlalu berisiko bagi investor ritel.

"Yang paling penting pertama adalah Anda untung dan gak kejebak sama tukang goreng saham," ujar Purbaya di Gedung BEI, Rabu 3 Desember 2025. 


Purbaya mengaku telah menyampaikan kepada Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar bahwa pemberian insentif baru dapat dipertimbangkan jika otoritas berhasil menertibkan praktik manipulasi harga saham.

"Seperti saya janji ke Pak Mahendra, kalau bisa beresin goreng-gorengan itu, nantikan investor ritel terlindungi. Saya akan kasih tambahan insentif, keringanan pajak dan lain-lain," jelasnya.

Menkeu bahkan berkelakar bahwa memberikan insentif saat pasar masih kotor justru akan meningkatkan risiko kerugian bagi investor baru, sebuah tindakan yang ia sebut dapat memperbesar "dosa"-nya.

Pemerintah tidak hanya menunggu, tetapi juga memberi tenggat waktu yang jelas. Purbaya menyatakan akan mengamati perkembangan penegakan hukum dalam enam bulan ke depan.

Insentif bagi investor ritel, baik yang berinvestasi langsung maupun melalui reksa dana, akan segera digulirkan hanya jika OJK menunjukkan langkah konkret, seperti adanya penangkapan atau sanksi hukum yang jelas terhadap para pelaku manipulasi.

Purbaya menutup dengan optimism; jika pasar berhasil dibersihkan dan didukung oleh perbaikan ekonomi yang berkelanjutan, investasi saham akan menjadi pilihan yang "sangat menarik sekali" bagi masyarakat. 

Namun, tegasnya, langkah pertama ada di tangan OJK untuk menindak spekulan yang hingga kini belum tersentuh hukuman.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya