Capres Honduras Rixi Moncada, Nasry Asfura, and Salvador Nasralla (Foto: Dispatch People)
Pemilihan presiden Honduras berlangsung panas setelah dua kandidat teratas, Nasry Asfura dan Salvador Nasralla, saling menempel ketat dalam penghitungan suara sementara.
Keduanya sama-sama meraih hampir 40 persen suara, sementara gangguan teknis pada situs resmi pemilu membuat publik sulit memantau perkembangan terbaru.
Kandidat dari LIBRE Party, Rixi Moncada, berada di posisi ketiga dengan dukungan 19 persen.
Hingga Senin siang waktu setempat, 1 Desember 2025, data sementara menunjukkan Asfura dari National Party unggul tipis hanya 515 suara atas Nasralla dari Liberal Party.
Namun, Nasralla mengklaim proyeksi internal partainya menunjukkan tren positif.
“Kami tidak menyatakan menang, hanya memproyeksikan hasil yang akan masuk ke CNE beberapa jam ke depan,” tulis Nasralla di X, seperti dimuat
Reuters. Klaim tersebut langsung dikritik kubu lawan yang menilai hasil resmi harus dihormati.
Ketua Komisi Pemilihan Nasional (CNE), Ana Paola Hall, meminta publik tetap tenang di tengah situasi yang disebutnya sebagai teknical tie. Ia menegaskan proses perhitungan masih berjalan dan meminta masyarakat bersabar.
Selisih suara antara kedua kandidat tampak semakin menipis dibanding hasil awal yang dirilis pada Minggu malam.
Situasi kian memanas setelah Presiden AS Donald Trump menuduh adanya upaya mengubah hasil pemilihan.
“Jika mereka melakukannya, akan ada konsekuensi! Rakyat Honduras telah memilih dalam jumlah besar pada 30 November,” tulis Trump di Truth Social.
Tidak ada putaran kedua dalam sistem pemilu Honduras, sehingga peraih suara terbanyak otomatis menjadi presiden 2026-2030.
Keterlambatan pembaruan suara memicu frustrasi warga dan media lokal. Portal resmi pemilu dilaporkan tidak bisa diakses dalam waktu lama, menyebabkan kebingungan publik.
Presiden keluar Xiomara Castro pun menyerukan kewaspadaan sambil menunggu penghitungan 100 persen suara.
Dukungan internasional turut mewarnai persaingan. Trump secara terbuka mendukung Asfura dan bahkan menyatakan siap memberi pengampunan kepada mantan Presiden Juan Orlando Hernandez, yang saat ini dipenjara di AS.
Presiden Argentina Javier Milei juga menyebut Asfura sebagai tokoh yang melawan tiran kiri yang menghancurkan Honduras.