Berita

Ilustrasi (Artificial Inteligence)

Bisnis

Manufaktur Asia Terpecah: China Melemah, Indonesia Menguat

SENIN, 01 DESEMBER 2025 | 11:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Aktivitas manufaktur di Asia pada November 2025 menunjukkan kondisi yang terpecah belah, mencerminkan ketidakpastian pasar global dan tekanan deflasi yang persisten, meskipun negosiasi dagang AS mulai mereda.

Laporan Purchasing Managers’ Index (PMI) terbaru menunjukkan bahwa mesin manufaktur terbesar di Asia justru melambat. 

Di China, aktivitas pabrik kembali masuk fase kontraksi. Meskipun indikator resmi menunjukkan perlambatan penurunan, rendahnya volume peti kemas dan tingginya persediaan menekan output hingga ke level terendah empat bulan. Ekonom melihat adanya tekanan deflasi yang berkelanjutan.


"Volume peti kemas di pelabuhan China nyaris tidak berubah dibanding Oktober. Jika pun ada perbaikan permintaan, hal itu belum cukup mendukung produksi di tengah tingginya persediaan -- komponen output turun ke level terendah empat bulan," ujar Zichun Huang, Ekonom China di Capital Economics, dikutip dari Reuters, Senin 1 Desember 2025.

Sementara di Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan mencatat pelemahan. Jepang mengalami kontraksi pesanan baru selama dua setengah tahun karena lingkungan global yang lesu, sementara Korea Selatan dan Taiwan menyusut, meskipun ekspor Korsel didorong oleh rekor penjualan chip dan otomotif.

Di sisi lain, negara-negara berkembang di Asia Tenggara justru menunjukkan momentum pertumbuhan manufaktur yang kuat.

Indonesia dan Vietnam melaporkan pertumbuhan manufaktur yang solid, sedangkan Malaysia berhasil kembali mencatat ekspansi, menunjukkan ketahanan lokal di tengah tantangan global.

Meskipun kesepakatan dagang AS-China mulai mereda, pelaku usaha di Asia masih bergulat dengan realitas baru perdagangan pasca-era tarif Trump. Pelemahan permintaan global yang berkepanjangan memaksa perusahaan untuk memperlambat produksi, terlepas dari perbaikan kecil dalam iklim perdagangan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya