Berita

Business Head Continuum INDEF, Arini Astari. (Foto: YouTube INDEF)

Politik

Continuum INDEF:

Publik Sudah Lama Jengah Lihat Rangkap Jabatan

SENIN, 24 NOVEMBER 2025 | 00:21 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Hasil riset yang dilakukan Continuum INDEF berdasarkan data perbincangan di X atau Twitter dan YouTube atas putusan MK yang melarang anggota Polri aktif merangkap di jabatan sipil mencatat sejumlah harapan publik.

"Sekitar 16,04 persen percakapan berisi kritik atau kekhawatiran. Tiga isu utama yang muncul adalah tuntutan konsistensi lintas lembaga," ucap Business Head Continuum INDEF, Arini Astari saat memaparkan hasil analisis yang disiarkan langsung di kanal YouTube INDEF, Minggu, 23 November 2025.

Lanjut dia, warganet meminta larangan rangkap jabatan diberlakukan juga di instansi lain, sehingga tidak menimbulkan kesan tebang pilih.


Yang kedua, kata Arini, putusan MK tersebut juga berpotensi menimbulkan kecemburuan antar instansi. Jika hanya Polri yang dilarang, dikhawatirkan akan muncul ketidakadilan dan gesekan antar lembaga.

"Dan yang terakhir adalah kejengahan umum terhadap rangkap jabatan. Publik sudah lama jengah melihat rangkap jabatan yang dianggap mengurangi kesempatan kerja bagi orang lain dan membuka peluang konflik kepentingan," terangnya.

Dalam riset ini, publik juga banyak menyinggung tentang instansi lainnya, seperti TNI, KPK, DPR dan BNN.

"TNI menjadi instansi yang paling banyak disorot setelah kepolisian, dengan tuntutan agar prinsip yang sama, larangan rangkap jabatan sipil juga diberlakukan untuk militer aktif," ungkap Arini.

Selain TNI, sambungnya, KPK juga sering disebut dalam konteks evaluasi kondisi penegakan hukum. 

"Sementara DPR dan BNN muncul dalam diskusi lebih luas tentang etika jabatan publik dan integritas lembaga negara," pungkas Arini.

Dalam riset ini, Continuum INDEF mengolah data dari X dan YouTube menggunakan metode analisis topik, analisis sentimen, dan analisis exposure perbincangan.

Continuum INDEF mengumpulkan 11.636 perbincangan di media sosial sejak 13-17 November 2025. Di mana, 8.165 perbincangan dari X, dan 3.471 perbincangan dari YouTube. Perbincangan itu sudah difilter dari akun buzzer dan media.


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya