Berita

PM Jepang Sanae Takaichi (Foto: AFP)

Dunia

PM Jepang Tolak Perintah Tiongkok untuk Menarik Ucapan soal Taiwan

JUMAT, 21 NOVEMBER 2025 | 16:37 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menegaskan tidak akan menarik kembali pernyataannya terkait Taiwan, meski mendapat tekanan diplomatik dan ekonomi dari Tiongkok. 

Ia mengatakan bahwa posisi pemerintah Jepang tetap konsisten dalam menghadapi potensi krisis keamanan di kawasan. 

“Mengenai situasi yang mengancam keberadaan Jepang, pemerintah akan membuat penilaian komprehensif berdasarkan seluruh informasi yang tersedia, dengan mempertimbangkan kondisi spesifik dari setiap situasi aktual yang muncul,” ujar Takaichi, seperti dimuat Bloomberg, Jumat, 21 November.


"Saya sendiri telah berulang kali menyampaikan posisi ini dalam berbagai tanggapan saya. Sikap pemerintah tetap konsisten," tegasnya lagi.

Takaichi menjadi pemimpin Jepang pertama dalam beberapa dekade yang secara terbuka mengaitkan krisis Selat Taiwan dengan kemungkinan pengerahan pasukan Jepang. 

Tiongkok membalas dengan kecaman keras, kampanye tekanan diplomatik, serta langkah-langkah ekonomi seperti menunda impor makanan laut dan menahan persetujuan film Jepang.

Meski tekanan meningkat, Takaichi berupaya meredakan suasana dan menyatakan ingin memperbaiki hubungan bilateral setelah pertemuannya dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam KTT APEC Oktober lalu.

"Presiden Xi dan saya menegaskan arah besar untuk memajukan hubungan strategis dan saling menguntungkan serta membangun hubungan yang konstruktif dan stabil. Tidak ada perubahan sama sekali pada sikap ini,” kata PM Jepang.

Namun Beijing tampaknya belum melunak. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, memperingatkan bahwa jika Tokyo tidak menarik ucapan Takaichi mengenai Taiwan, maka Beijing akan mengambil tindakan balasan serius. 

Sumber-sumber diplomatik menyebut pertemuan pejabat Jepang dan Tiongkok awal pekan ini juga belum menghasilkan kemajuan berarti. 

Beijing dilaporkan masih tidak puas dengan hasil pembicaraan, menandakan perselisihan ini dapat menjadi ujian diplomatik besar pertama bagi Takaichi sejak menjabat sebagai perdana menteri pada Oktober lalu.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya