Berita

Ilustrasi. (Foto: idnfinancials)

Bisnis

Begini Kata Pengamat Soal Wacana Merger Grab-GoTo

JUMAT, 21 NOVEMBER 2025 | 14:50 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pembicaraan mengenai kemungkinan merger antara GoTo dan Grab terus bergulir. Pengamat ekonomi dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai merger Grab dan GoTo menjadi hal yang baik dengan catatan tetap menjaga dan mempertimbangkan seluruh pemangku kepentingan. 

"Entitas hasil merger nanti akan powerful. Jadi tujuan merger atau aksi korporasi apapun nantinya harus berorientasi pada perbaikan ekosistem dan kesejahteraan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemegang saham hingga mitra pengemudi dan konsumen,” kata Wijayanto seperti dilansir Kompas TV, Kamis 20 November 2025 . 

Wijayanto berpesan, proses aksi korporasi GoTo dan Grab harus transparan dan menjunjung tinggi prinsip, nilai, dan tata kelola perusahaan yang baik. Saat ini, dirinya melihat hal yang paling penting di luar persoalan merger adalah perbaikan ekosistem industri digital yang telah berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional seperti pembukaan dan peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat serta memperluas jangkauan pasar bagi UMKM dengan layanan platform digital.  


Tak bisa dipungkiri, kehadiran platform ojek daring mengambil peran penting sebagai penyangga ekonomi bagi mereka yang baru kehilangan pekerjaan atau menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan, terutama karena fleksibilitas model kerjanya. Menyikapi isu yang berkembang, manajemen GoTo berupaya menjaga ritme pasar tetap tenang. Melansir Reuters, pada 12 November 2025 lalu, GoTo menegaskan konsistensinya dalam mendukung kebijakan pemerintah yang menguntungkan mitra pengemudi, pedagang (UMKM), dan konsumen. 

“Perusahaan selalu berkomitmen mendukung terhadap kebijakan strategis pemerintah nantinya terutama yang berorientasi pada perbaikan ekosistem dan kesejahteraan mitra, termasuk jika harus menempuh langkah merger, akuisisi, maupun tindakan korporasi strategis lainnya,” terang pernyataan manajemen GoTo seperti dalam laporan Reuters. 

Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), GoTo sudah memberikan keterangan terkait rencana rapat pemegang saham pada 17 Desember mendatang yang tidak berkaitan dengan aksi korporasi apa pun. 

Di bawah kepemimpinan Patrick Walujo, perseroan terus menunjukkan perbaikan kinerja keuangan. GoTo mampu mencetak laba pertamanya sejak perusahaan didirikan dan sekaligus melakukan efisiensi operasional.  

Fintech menjadi salah satu lini bisnis yang berhasil dipoles Patrick hingga mendongkrak pertumbuhan bisnis perseroan dengan pertumbuhan pengguna mencapai 29% dan pinjaman konsumen tumbuh 76% secara Year on Year (YoY).

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya