Berita

Ilustrasi (RMOL/Reni Erina)

Bisnis

Ketegangan China-Jepang Bikin Nikkei Terjungkal

RABU, 19 NOVEMBER 2025 | 09:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ketegangan diplomatik Jepang-China kembali memicu kekhawatiran pasar di Tokyo menyusul komentar kontroversial Perdana Menteri Sanae Takaichi terkait Taiwan.

Dikutip dari CNBC, Rabu 19 November 2025, Nikkei 225 merosot 3,22 persen ke 48.702,98, sementara Topix turun 2,88 persen. Di Korea Selatan, Kospi anjlok 3,32 persen dan Kosdaq jatuh 2,66 persen. 

Hong Kong ikut melemah dengan Hang Seng turun 1,72 persen, disusul indeks CSI 300 Tiongkok yang terkoreksi 0,65 persen. Pasar Australia juga terpukul; S&P/ASX 200 merosot 1,94 persen. Kejatuhan ini terjadi seiring sentimen negatif global akibat tekanan pada saham teknologi AS, sehingga memperburuk penurunan di kawasan Asia.


Saham-saham Jepang yang terkait perjalanan dan ritel menjadi yang paling terpukul. Shiseido anjlok 12 persen, Isetan Mitsukoshi jatuh lebih dari 11 persen, sementara Ryohin Keikaku -- induk Muji -- kehilangan lebih dari 9 persen nilai pasar. Yen juga melemah, menembus 155 per Dolar AS, menambah tekanan pada pasar Jepang yang sudah sensitif terhadap risiko eksternal.

Ketegangan ini datang pada saat yang kurang tepat bagi Jepang, yang ekonominya sedang rapuh. PDB kuartal ketiga berkontraksi 1,8 persen secara tahunan akibat ekspor melemah dan konsumsi rumah tangga yang tetap lesu. 

Dengan konsumsi domestik yang tidak cukup kuat, pendapatan dari sektor pariwisata menjadi semakin penting. Tiongkok daratan, Hong Kong, dan Makau bersama-sama menyumbang sekitar 27 persen kedatangan wisatawan asing tahun lalu. Jika ketegangan berkepanjangan, tekanan pada saham pariwisata dan ritel dapat meningkat.

Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 20 tahun naik hampir 4 basis poin ke 2,78 persen - level tertinggi sejak Juli 1999. Imbal hasil tenor 10 tahun juga naik sekitar 2 basis poin ke 1,751 persen, mencerminkan meningkatnya kehati-hatian investor.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Larangan Reklame Produk Tembakau Mengancam Industri Periklanan

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:05

Indonesia Raih Juara 2 di MHQ Disabilitas Netra Internasional 2025

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:03

Nasihat Ma’ruf Amin soal Kisruh PBNU

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:48

Kemenkop–Kejagung Perkuat Pengawasan Kopdes Merah Putih

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:35

China Primadona Global

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:01

UUD 1945 Amandemen Masih Jauh dari Cita-cita Demokrasi Pancasila

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:37

Pekerja Pengolahan Tuna di Jakarta, Bali dan Sulut Masih Memprihatinkan

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:12

Bakamla dan Indian Coast Guard Gelar Latihan Bareng di Laut Jawa

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:55

Program Edukasi YSPN Cetak Regenerasi Petani Muda

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:37

Saatnya Rakyat jadi Algojo

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:09

Selengkapnya