Berita

Pembangkit listrik tenaga nuklir Dukovany, latar belakang, di Dukovany, Republik Ceko (Foto: AP Photo)

Dunia

Republik Ceko Siapkan Ekspansi Nuklir Senilai Rp317 Triliun

MINGGU, 16 NOVEMBER 2025 | 16:32 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Republik Ceko tengah mendorong ekspansi besar-besaran pembangunan tenaga nuklir dengan rencana membangun dua reaktor baru di Kompleks PLTN Dukovany. 

Proyek senilai lebih dari 19 miliar dolar AS atau Rp317 triliun tersebut digadang-gadang menjadi kunci bagi Ceko untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memastikan pasokan listrik yang stabil di masa mendatang.

Pekerjaan awal sudah dimulai dengan pengeboran sedalam 140 meter guna memastikan kesiapan geologi lokasi pembangunan. 


“Nuklir akan menghasilkan antara 50 persen hingga 60 persen kebutuhan listrik sekitar tahun 2050, atau bahkan sedikit lebih,” ujar  CEO proyek Dukovany Petr Zavodsky, seperti dikutipan dari Associated Press, Minggu, 16 November 2025. 

Perusahaan energi Korea Selatan, KHNP, memenangkan tender mengalahkan EDF dari Prancis untuk membangun dua reaktor baru berkapasitas lebih dari 1.000 megawatt masing-masing. 

Reaktor ini akan melengkapi empat unit tua berkapasitas 512 MW yang telah beroperasi sejak 1980-an. Kesepakatan tersebut juga memberi opsi bagi Republik Ceko untuk membangun dua unit tambahan di PLTN Temelín.

Menurut Zavodsky, ekspansi nuklir menjadi syarat mutlak bagi Republik Ceko untuk keluar dari ketergantungan terhadap batu bara, menjaga harga listrik tetap stabil, dan memenuhi target emisi rendah. 

“Hari ini, sekitar 40 persen listrik kita berasal dari nuklir, tetapi 40 persen lainnya dari batu bara. Sudah jelas bahwa batu bara harus digantikan,” tegasnya.

Dukungan Uni Eropa terhadap energi nuklir melalui klasifikasi aktivitas ekonomi berkelanjutan turut membuka peluang pendanaan. 

Negara-negara Eropa seperti Prancis, Slovakia, dan Hungaria juga mengandalkan energi atom, sementara beberapa negara lain mulai meninjau kembali rencana penghentian nuklir.

Meski sebagian besar publik mendukung program tersebut, kritik tetap bermunculan. Organisasi Friends of the Earth menilai proyek nuklir terlalu mahal dan dana seharusnya dialihkan untuk pengembangan energi terbarukan. Selain itu, Republik Ceko hingga kini belum memiliki fasilitas penyimpanan permanen untuk limbah nuklir.

Ketegangan juga muncul dari Austria, yang telah lama menolak penggunaan tenaga nuklir pasca tragedi Chernobyl.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya