Berita

Ilustrasi. (Foto: RMOL/Alifia Dwi)

Bisnis

Ekonom: Mimpi Pertumbuhan 8 Persen Masih Jauh dari Kenyataan

KAMIS, 13 NOVEMBER 2025 | 13:39 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 masih jauh dari harapan pemerintah yang menargetkan kisaran 6–8 persen hingga 2029.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Unhas) sekaligus mantan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI, Muhammad Syarkawi Rauf, menyebut sejumlah lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan hanya akan berkisar di angka 4,8-5,2 persen. 

OECD dan IMF, misalnya, sama-sama memproyeksikan pertumbuhan 4,9 persen pada 2025. Sementara Bank Indonesia (BI) memperkirakan dalam rentang 4,6-5,4 persen, dan pemerintah menargetkan 5,2 persen dalam APBN 2025.


“Angka ini jelas jauh dari mimpi pemerintah untuk tumbuh 6-8 persen,” kata Syarkawi dalam keterangan resmi pada Kamis, 13 November 2025.

Jika melihat data pertumbuhan ekonomi kuartalan, tren stagnan, kata Syarkawi terlihat jelas. Pertumbuhan kuartal I 2025 hanya mencapai 4,87 persen, naik menjadi 5,12 persen pada kuartal II, namun kembali melambat ke 5,04 persen di kuartal III. Pelambatan ini disebabkan menurunnya laju investasi dari 6,99 persen menjadi 5,04 persen.

“Proporsi investasi terhadap PDB hanya 31,48 persen dengan ICOR (Incremental Capital Output Ratio) sebesar 6,245. Itu sebabnya pertumbuhan kita hanya 5,04 persen,” ujarnya.

Syarkawi menjelaskan, angka ICOR rasio antara tambahan investasi dengan tambahan output menunjukkan tingkat efisiensi ekonomi suatu negara. Semakin rendah ICOR, semakin efisien penggunaan modal dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi.

“Stagnasi pertumbuhan ekonomi nasional di sekitar angka 5,0 persen disebabkan oleh tingginya inefisiensi perekonomian nasional. Hal ini tercermin pada angka ICOR tahun 2025 yang diperkirakan sebesar 6,245,” tuturnya.

Ia juga membandingkan ICOR Indonesia yang masih tinggi dari negara lain, seperti Vietnam 4,6, Thailand 4,4, Malaysia 4,5, dan India 4,5. Menurutnya, dengan ICOR setinggi itu, Indonesia butuh investasi hampir 50 persen dari PDB hanya untuk mencapai pertumbuhan 8 persen. 

“Dengan angka ICOR sebesar 6,245 dan persentase investasi terhadap GDP sekitar 31-32 persen, maka pertumbuhan ekonomi tahun 2025 hanya akan berada pada rentang  antara 4,96-5,12 persen,” tambahnya.

Sementara India, dengan ICOR 4,5, bisa tumbuh hampir 7 persen dengan investasi 31 persen dari PDB. Untuk memperbaiki situasi ini, Syarkawi menekankan pentingnya reformasi struktural. 

“Langkah paling penting adalah mendorong efisiensi dan mengurangi kebocoran ekonomi. ICOR harus turun dari 6,245 menjadi 5-6 dalam lima tahun ke depan,” tuturnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya