Berita

(kiri) Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, Fitra Jusdiman. (Foto: RMOL/Alifia)

Bisnis

BI Sebut Obligasi Korporasi Masih Rendah, Tertinggal dari Negara Lain

JUMAT, 07 NOVEMBER 2025 | 15:02 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Bank Indonesia (BI) menilai pasar obligasi korporasi di Tanah Air masih tertinggal jauh dibandingkan sejumlah negara di kawasan. 

Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, Fitra Jusdiman, menyebut porsi obligasi korporasi Indonesia baru menyentuh 2,1 persen dari total pasar obligasi nasional.

Ia membandingkan kondisi tersebut dengan Jepang, Korea Selatan, hingga Singapura, di mana obligasi korporasi mendominasi pembiayaan di pasar keuangan.


“Misalkan Jepang, Korea, Singapura, itu bahkan Korea 60 persen nya itu adalah obligasi koorporasi di pasarnya. Singapura juga cukup tinggi, Indonesia baru 2,1 persen. Jadi, ini relatively masih sangat terbatas,” ujar Fitra dalam taklimat media di Gedung BI, pada Jumat 7 November 2025.

Fitra menambahkan, bank sentral di banyak negara juga menerima berbagai jenis obligasi sebagai underlying transaksi repo. Karena itu, BI menilai perlu ada terobosan agar pasar obligasi non-SBN di Indonesia bisa berkembang dan menjadi sumber pendanaan alternatif bagi korporasi.

“Selama ini kan, karena kita banking system, lebih banyak ke banking, maka banyak lagi pinjaman kepada perbankan. Nah, harapannya, kalau perusahaan juga sudah bisa lebih banyak melakukan obligasi, mereka juga bisa mendapatkan alternatif sumber pinjaman yang lebih variatif dan dengan cost of fund yang juga lebih efisien nantinya,” jelasnya.

Dengan meningkatnya penerbitan obligasi korporasi, kompetisi pendanaan diperkirakan akan meningkat sehingga mendorong industri perbankan ikut melakukan penyesuaian. Imbasnya, efisiensi harga di sistem keuangan domestik bakal semakin baik.

“Mau tak mau, dengan adanya kompetisi dari obligasi korporasi nanti, bank pasti harus melakukan adjustment juga agar aspek pricing dalam sistem finansial kita menjadi lebih efisien,” tandas Fitra.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya