Chairman Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Prof. Din Syamsudin, dalam jumpa pers pengumuman gelaran World Peace Forum (WPF), di Kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis siang, 6 November 2025. (Foto: RMOL/Ahmad Satryo)
Forum Perdamaian Dunia atau World Peace Forum (WPC) kembali digelar Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) untuk ke-9 kalinya, pada November 2025.
Agenda tersebut diumumkan Chairman CDCC, Prof. Din Syamsudin, dalam jumpa pers di Kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis siang, 6 November 2025.
"WPF ke-9 insya Allah akan dibuka di gedung wakil rakyat Senayan. Mungkin nanti di Nusantara 5," ujar dia.
Prof. Din menjelaskan, WPC ke-9 akan digelar selama tiga hari mulai 9 hingga 11 November 2025 di Hotel Grand Sahid, Jakarta Selatan, dengan dihadiri para tokoh nasional dan internasional, yang berasal dari 180 perwakilan lembaga atau negara.
"Ada 120-an dari dalam negeri dan 60-an dari 24 negara yang sudah konfirmasi hadir," sambungnya memaparkan.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menyebutkan, setelah WPF ke-9 dibuka di Komplek Parlemen, akan dilanjutkan dengan World Leaders’ Panel yang diisi oleh beberapa tokoh pemimpin dunia, mantan pemimpin dunia, dan pemimpin organisasi internasional.
Dari luar negeri itu ada yang sekarang menjadi Presiden, Presiden Timor Leste. Ada juga mantan Perdana Menteri seperti Mr. Yoshihiko Noda, Presiden Republik Tatarstan, Federasi Rusia Rustam Minnikhanov.
Kemudian ada pula mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Chairman the Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC) Wan Huning, dan Sekretaris Jenderal the Muslim World League Sheikh Mohammed al-Issa.
"Ada juga mantan Presiden sebuah negara di Eropa sana. Ada yang mewakili Organization of Islamic Cooperation, POKI. Ada peserta yang juga menjabat sebagai Menteri sekarang ini, Menteri Kebudayaan Thailand, Miss Sabida Taisek, perempuan seorang muslimah," urai Prof. Din.
"Ada tokoh-tokoh ulama seperti Syeikh Abbas Shuman, mantan Wakil Sheikh Al-Azhar, Sheikh Mustafa Sherif. Ada juga tokoh muslim Iran, Hujatul Islam, Gul Muslimin Hamid Shahriari. Dan juga yang mewakili Presiden Republik of Pakistan, serta juga tokoh-tokoh dari agama lain, dari 24 negara tadi itu," sambungnya.
Lebih lanjut, Prof. Din memastikan tema sentral yang diangkat dalam WPC ke-9 tetap sama seperti yang diusung pada WPC ke-1 pada tahun 2006, yaitu "One Humanity, One Destiny, One Responsibility" atau satu kemamusiaan, satu tujuan, dan satu tanggung jawab.
"Ini tetap kita pakai sebagai tema sentral. Khusus yang ke-9 ini, seri yang ke-9, kita mengangkat tema tertulisnya 'Considering Wasatiyyat and Tionghoa for Global Collaboration'," ungkapnya.
Tema WPC ke-9 tersebut, ditegaskan Prof. Din memuat pemikiran tentang pembaharuan gerakan perdamaian global yang mengedepankan jalan tengah, dengan cara membahas filosofi Wasatiyyat dalam paradigma Islam dan filosofi Tionghoa pada agama Konghucu.
"Artinya dari dua agama dan filsafat ini, untuk kita juga menjadi dasar dari kolaborasi global, kerjasama global," demikian Prof. Din menambahkan.