Berita

Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun dalam diskusi bertajuk "Skandal Whoosh: Pintu Masuk Bongkar Korupsi Jokowi", di Kantor Gerakan Bhinneka Nasionalis (GBN) pada Rabu, 5 November 2025. (Foto: RMOL/Ahmad Satryo)

Politik

Pernyataan Prabowo soal Whoosh Bikin RI Terjebak dalam Timokrasi

RABU, 05 NOVEMBER 2025 | 18:47 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kasus Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) yang disimpulkan Presiden Prabowo Subianto tidak ada masalah memunculkan isu bahawa RI tidak lagi sebagai negara demokrasi.

Hal tersebut disampaikan akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun dalam diskusi bertajuk "Skandal Whoosh: Pintu Masuk Bongkar Korupsi Jokowi" di Kantor Gerakan Bhinneka Nasionalis (GBN), Jakarta Pusat pada Rabu, 5 November 2025.

"Jadi Prabowo ini ada (persamaannya) dalam sejarah Yunani. Plato (filsuf Yunani) kalau tidak salah pernah membuat satu teori politik selain demokrasi, itu ada timokrasi yaitu kekuasaan yang mengutamakan membangga-banggakan," ujar Ubed.


Dari pernyataan Presiden Prabowo yang menyebut Whoosh memiliki dampak langsung ke masyarakat seperti mengurangi macet hingga polusi, justru menurut Ubed menutup proses hukum yang seharusnya tetap berjalan.

"Timokrasi itu saya sebut itu cenderung ke militeristik. Saya kira Prabowo perlu ditegur keras, kalau dia memakai atas nama rakyat siapa di tengah kasus yang tanda tangannya begitu terang tapi diberhentikan," tuturnya.

Lebih jauh lagi, dosen politik UNJ itu heran dengan sikap Prabowo yang menyatakan akan mengambilalih beban utang yang harus dibayarkan pemerintah, yakni sekitar 1,2 miliar Dolar AS setiap tahunnya selama puluhan tahun.

"Kalau ditanggung oleh dirinya, pertanyaannya uang dari mana?" tegas dia.

"Prabowo terjebak pada Timokrasi. Kita sudah memasuki episode kompleks dalam bernegara ini. Tapi upaya untuk memengaruhi kondisi ini, kekuasaan massa yang akan menentukan," pungkas Ubed.


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya