Kolase Donald Trump, Kamala Harris, JD. Vance, Gavin Newsom
Pemilihan presiden Amerika Serikat berikutnya masih akan digelar pada tahun 2028, namun sejumlah nama besar dari kubu Republik dan Demokrat sudah mulai disebut-sebut akan maju, menciptakan peta politik yang memanas jauh sebelum waktunya.
Dikutip dari 9News, Sabtu 1 November 2025, persaingan ini tidak hanya melibatkan nama-nama beken, tetapi juga isu-isu konstitusional yang sensitif.
1. Kubu Partai Republik: Drama Konstitusi dan Pewaris MAGA
Donald Trump: Sang Mantan yang Mencari Jalan Kembali
Donald Trumpmasih menjadi sorotan utama. Isu pencalonannya untuk Pilpres 2028 sangat kompleks karena ia telah memenangkan dua masa jabatan (2016 dan 2024). Konstitusi AS, tepatnya Amendemen ke-22, secara jelas membatasi seseorang hanya boleh menjabat sebagai Presiden selama dua kali.
Spekulasi muncul bahwa timnya berupaya mencari celah hukum atau bahkan mendorong perubahan interpretasi konstitusi, meskipun upaya mengubah Amendemen ke-22 adalah proses yang sangat sulit dan hampir mustahil dalam jangka pendek. Timnya bahkan sudah mencetak topi bertuliskan "Trump 2028," sementara mantan penasihat Steve Bannon secara terbuka menyebut Trump "akan kembali bertarung."
JD Vance: Pewaris Gerakan MAGA
Nama JD Vance, yang menjabat sebagai Wakil Presiden saat ini, disebut-sebut sebagai pewaris alami dari gerakan MAGA (Make America Great Again). Vance relatif muda, baru akan berusia 44 tahun pada 2028, dan dinilai berpeluang besar bila mendapat restu penuh dari Trump dan basis pemilih setianya. Posisi Vance sebagai Wapres memberinya pengalaman nasional yang kuat, menjadikannya kandidat terdepan dari kaum konservatif.
Potensi Lain dari Lingkaran Trump
Keluarga Trump juga disebut bisa ikut bersaing. Donald Trump Jr. dan Ivanka Trump tidak menutup kemungkinan untuk terjun lagi ke politik tingkat tinggi. Selain itu, nama Gubernur Florida Ron DeSantis, meski sempat bersaing sengit dengan Trump, diperkirakan masih akan mempertahankan basis dukungan konservatifnya dan tetap menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan pada 2028.
2. Kubu Partai Demokrat: Peluang Sejarah dan Bintang BaruKamala Harris: Upaya Kedua Menuju Sejarah
Dari kubu Demokrat, Kamala Harris menunjukkan bahwa ia belum menyerah. Setelah kekalahan dari Trump pada Pilpres 2024, ia menyatakan "belum selesai" dengan dunia politik. Harris secara jelas membuka peluang maju lagi sebagai calon presiden, berpotensi menjadi wanita pertama yang memenangkan kursi Kepresidenan AS. Pengalamannya sebagai Wakil Presiden memberinya platform yang sulit ditandingi oleh kandidat Demokrat lainnya.
Gavin Newsom: Bintang California yang Populer
Nama lain yang menonjol adalah Gubernur California Gavin Newsom. Newsom dikenal sebagai figur Demokrat yang sangat populer, karismatik, dan sering melontarkan kritik tajam terhadap agenda Partai Republik. Newsom saat ini tengah mempersiapkan landasan politiknya dan berencana mengambil keputusan soal pencalonan setelah Pemilu Sela 2026. Keberhasilannya memimpin negara bagian terbesar AS menjadi modal kuat.
Barisan Progresif dan Lainnya
Di barisan Demokrat yang lebih progresif, nama-nama muda dan vokal seperti Alexandria Ocasio-Cortez (AOC), Senator Cory Booker, dan Gubernur Illinois JB Pritzker juga masuk dalam bursa. AOC, meskipun masih muda, memiliki daya tarik yang kuat di kalangan pemilih progresif.
Ada yang menarik, masyarakat AS bahkan bertaruh secara iseng dengan menempatkan selebriti global Taylor Swif sebagai kandidat “kejutan,” meski dengan peluang yang kecil namun tidak nol, menunjukkan betapa luasnya spekulasi politik AS.