Berita

Dana Moneter Internasional (IMF) (Foto: RMOL/Reni Erina)

Bisnis

IMF Minta Negara-Negara Asia Kurangi Hambatan Dagang untuk Hadapi Tekanan Tarif AS

JUMAT, 24 OKTOBER 2025 | 12:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dana Moneter Internasional (IMF) meminta negara-negara di Asia untuk mengurangi hambatan perdagangan dan memperkuat kerja sama ekonomi di kawasan. Langkah ini dinilai penting agar Asia bisa lebih kuat menghadapi kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS) dan gejolak ekonomi global.

Dalam laporan Prospek Ekonomi Asia terbaru, IMF menegaskan bahwa perdagangan menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi di kawasan ini. China berperan besar sebagai pusat rantai pasok dunia, tapi ketergantungan yang tinggi terhadap China juga membuat Asia mudah terdampak oleh ketegangan dagang antara AS dan China.

Menurut laporan itu, meningkatnya investasi di bidang kecerdasan buatan (AI) dan hubungan dagang yang lebih erat di antara negara-negara Asia telah membantu mendorong perdagangan di dalam kawasan. IMF menilai, jika hambatan perdagangan bisa dikurangi, negara-negara Asia akan lebih mudah memperluas pasar ekspor, menekan biaya, dan mengurangi dampak dari tarif impor AS.


"Semakin kuat kerja sama perdagangan di kawasan Asia, semakin besar kemampuan Asia menghadapi guncangan dari luar,” kata Krishna Srinivasan, Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, dikutip dari Reuters, Jumat 24 Oktober 2025.

Srinivasan menjelaskan, sekitar 60 persen ekspor Asia merupakan barang yang dijual antarnegara di kawasan sendiri, tapi hanya 30 persen barang jadi yang dipasarkan ke sesama negara Asia. Artinya, Asia masih sangat bergantung pada pasar Amerika dan Eropa.

IMF juga menyarankan agar negara-negara Asia memperluas kerja sama perdagangan regional seperti yang dilakukan Uni Eropa. Saat ini, banyak negara masih mengandalkan perjanjian bilateral, yang sering kali membuat aturan dan standar menjadi tumpang tindih.

Selain itu, IMF menyoroti masih banyaknya hambatan non-tarif di Asia, seperti regulasi impor yang rumit atau pembatasan produk tertentu. Hambatan ini meningkat sejak pandemi COVID-19 dan belum sepenuhnya berkurang. Padahal, menurut IMF, penghapusan hambatan seperti ini bisa memberi manfaat besar bagi perekonomian kawasan.

Bahkan, beberapa negara sudah mulai mengurangi hambatan perdagangan mereka secara sukarela, terutama dalam negosiasi dengan AS ?" sesuatu yang dinilai IMF sebagai langkah positif.

IMF memperkirakan, jika kerja sama perdagangan di kawasan semakin kuat, pertumbuhan ekonomi Asia bisa naik hingga 1,4 persen dalam jangka menengah. Sementara ekonomi negara-negara ASEAN berpotensi tumbuh sampai 4 persen lebih tinggi.

"Ada hal positif yang bisa dilihat, beberapa negara yang dulu tertutup sekarang mulai lebih terbuka,” ujar Srinivasan.

IMF memprediksi ekonomi Asia akan tumbuh 4,5 persen pada 2025, sedikit lebih rendah dari 4,6 persen pada 2024, namun tetap lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya. Kinerja ekspor yang kuat dan meningkatnya pengiriman barang sebelum tarif AS naik menjadi pendorong utama.

Namun, pada 2026, pertumbuhan diperkirakan turun menjadi 4,1 persen karena dampak perang dagang, menurunnya permintaan dari China, dan lemahnya daya beli masyarakat di negara berkembang.

“Ketidakpastian kebijakan perdagangan memang mulai menurun, tapi masih cukup tinggi dan bisa menekan investasi serta kepercayaan pasar,” tulis IMF dalam laporannya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya