Berita

Joko Widodo (Foto: presidenri.go.id)

Politik

Jokowi Wajib Diadili, Ini Alasannya!

KAMIS, 23 OKTOBER 2025 | 10:35 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, mendesak Aparat Penegak Hukum (APH), yaitu Kejaksaan Agung, KPK, dan Polri, bertindak adil dan benar dalam penegakkan hukum dengan mengadili mantan presiden Joko Widodo alias Jokowi. 

Desakan ini disebut Muslim sebagai "fenomena yang terjadi di publik" dan narasi yang sudah lama berkembang, bahkan dibuktikan dengan aksi massa dan vandalisme "Adili Jokowi" di berbagai kota.

"Jokowi wajib diadili. Ini narasi yang berkembang sejak lama. Saat Jokowi masih menjabat sebagai presiden sejumlah aksi dan narasi telah berkembang di publik," kata Muslim kepada RMOL, Kamis, 23 Oktober 2025.


Muslim menyoroti tiga poin utama yang dianggapnya menjadi alasan mantan presiden harus diadili:

Pertama, Proyek Kereta Cepat Whoosh yang justru meninggalkan utang. Proyek KCJB dinilai sebagai "jebakan utang China" (debt trap) yang berpotensi menyebabkan China mengambil alih proyek di Indonesia, seperti yang terjadi di beberapa negara lain. Muslim menilai proyek yang dipaksakan ini sangat berbahaya karena dianggap membuka pintu invasi ekonomi China.

Kedua, keterlibatan Jokowi dalam kasus hukum anak buah.  Muslim melihat adanya fakta dan peran nyata Jokowi dalam berbagai kasus hukum yang menjerat para menteri dan relawannya selama ia menjabat. Ia menyebut beberapa nama yang bermasalah hukum, seperti Tom Lembong, Nadiem Makarim, Yaqut Cholil Qoumas, dan Immanuel Ebenezer (Noel), yang disebutnya kompak menyebut nama Jokowi dalam kasus mereka.

Ketiga, tuntutan keadilan tanpa pandang bulu. Jika para menteri dan relawan tersebut telah diproses hukum dan dihukum, Muslim mempertanyakan mengapa Jokowi tidak. Ia mendesak APH segera mengadili Jokowi agar masyarakat yakin bahwa hukum ditegakkan secara adil dan tanpa pandang bulu.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Larangan Reklame Produk Tembakau Mengancam Industri Periklanan

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:05

Indonesia Raih Juara 2 di MHQ Disabilitas Netra Internasional 2025

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:03

Nasihat Ma’ruf Amin soal Kisruh PBNU

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:48

Kemenkop–Kejagung Perkuat Pengawasan Kopdes Merah Putih

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:35

China Primadona Global

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:01

UUD 1945 Amandemen Masih Jauh dari Cita-cita Demokrasi Pancasila

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:37

Pekerja Pengolahan Tuna di Jakarta, Bali dan Sulut Masih Memprihatinkan

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:12

Bakamla dan Indian Coast Guard Gelar Latihan Bareng di Laut Jawa

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:55

Program Edukasi YSPN Cetak Regenerasi Petani Muda

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:37

Saatnya Rakyat jadi Algojo

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:09

Selengkapnya