Berita

Mantan Presiden Joko Widodo di depan kereta cepat. (Foto: PT KAI)

Politik

Ada Restu Prabowo di Balik Sikap Purbaya Tolak Bayar Utang Kereta Whoosh

SELASA, 21 OKTOBER 2025 | 13:35 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Sosiolog dan pengamat kebijakan publik Sulfikar Amir menilai sikap pemerintah yang menolak membayar utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCIC) merupakan langkah politik yang mencerminkan kehendak langsung Presiden Prabowo Subianto.

“Ketika Pak Purbaya, Menteri Keuangan, mengatakan ‘saya nggak mau bayar utang kereta cepat’, itu keputusan dari dia atau dari Prabowo? Saya haqul yakin ini maunya Prabowo,” ujar Sulfikar lewat kanal Youtube Abraham Samad, Selasa, 21 Oktober 2025. 

Menurutnya, Menteri Keuangan tidak mungkin menyampaikan pernyataan sekeras itu tanpa restu Presiden. 


“Prabowo kan nggak mau bilang secara langsung, ya ngapain, yang bicara Menteri Keuangan saja. Tapi pasti Purbaya tidak mungkin mengeluarkan statement seperti ini tanpa yakin bahwa Prabowo akan mendukungnya,” jelasnya.

Sulfikar menegaskan, proyek kereta cepat merupakan proyek raksasa dan simbolik di era Jokowi, sehingga keputusan untuk menolak membayar utang pasti memiliki pertimbangan politik besar di tingkat kepala negara. 

“Ini proyek yang sangat besar skalanya dan bersifat mercusuar, nggak mungkin Menteri Keuangan ambil keputusan sendiri,” katanya.

Ia menilai, ada dua “peninggalan” besar dari rezim Jokowi yang kini menjadi beban pemerintahan baru, yakni Ibu Kota Nusantara (IKN) dan kereta cepat. 

“IKN kita tahu apa yang terjadi sekarang, dan sepertinya memang Prabowo ini dijebak. Waktu kampanye kemarin kan proyek IKN menjadi salah satu janji yang diberikan kepada Jokowi supaya dia mendapat dukungan dari Jokowi. Tapi kereta cepat nggak pernah disinggung,” ujarnya.

Karena itu, Sulfikar menilai keputusan Menteri Keuangan Purbaya justru mencerminkan niat politik Prabowo untuk meninjau ulang warisan proyek Jokowi yang bermasalah secara finansial. 

“Jadi menurut saya, apa yang dikatakan Menteri Keuangan Purbaya adalah keinginan Prabowo,” tegasnya.

Sulfikar juga menyerukan agar proyek KCIC diaudit secara menyeluruh, karena menurutnya persoalan ini bukan sekadar ekonomi, melainkan politik yang menyangkut uang publik. 
“KCIC harus dilakukan audit karena ini masalah politik sebenarnya. Ini masalah politik yang melibatkan uang publik yang begitu besar, jadi harus diaudit siapa yang bertanggung jawab,” pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Eddy Soeparno Bicara Komitmen Prabowo Percepat Dekarbonisasi

Senin, 15 Desember 2025 | 16:13

Praperadilan Kakak Kandung Hary Tanoesoedibjo Dua Kali Ditolak Hakim

Senin, 15 Desember 2025 | 15:55

Miliarder Siapkan Hadiah Besar Atas Aksi Heroik Warga Muslim di Bondi Beach

Senin, 15 Desember 2025 | 15:48

DPR Tegaskan Perpol 10/2025 Tidak Bertentangan dengan Konstitusi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:41

Ketaatan pada Rais Aam Fondasi Kesinambungan Khittah NU

Senin, 15 Desember 2025 | 15:39

Gubernur Sulut Dukung Penguatan Kapasitas SDM Bawaslu

Senin, 15 Desember 2025 | 15:29

Keselamatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas Utama Selama Nataru

Senin, 15 Desember 2025 | 15:19

Pramono Terima Hasil Kongres Istimewa MKB Demi Majukan Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:12

KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto

Senin, 15 Desember 2025 | 14:54

Command Center Diresmikan Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih

Senin, 15 Desember 2025 | 14:43

Selengkapnya