Berita

Junaedi, koki dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor. (Foto: BGN)

Nusantara

Junaedi Senang jadi Koki MBG Usai Sempat Gantung Panci

JUMAT, 03 OKTOBER 2025 | 17:30 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) turut dirasakan Junaedi (28) yang berprofesi sebagai koki.  

Junaedi mendapat tawaran menjadi koki dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor. 

Padahal saat pandemi Covid-19 Junaedi terpaksa gantung panci. Restoran di bilangan Sentul, Kabupaten Bogor, melepasnya karena sepi pembeli. Resto kolaps, Junaedi pun terpaksa menganggur setelah bekerja selama tiga tahun.


"Saya senang mendapat kesempatan bekerja di sini. Apalagi tujuannya mendistribusikan (makanan bergizi) untuk anak-anak sekolah," kata Junaedi seperti dikutip redaksi di Jakarta, Jumat, 3 Oktober 2025.

Dia pun berkomitmen untuk serius menjaga kualitas masakan karena selalu terngiang di kepala bahwa yang akan memakan makanan yang dia sajikan adalah anak-anak sekolah. Anak-anak yang seumuran dengan anak semata wayangnya.

"Saya merasa bangga dengan tugas saya," kata Junaedi.

Dia masih ingat bagaimana anaknya kadang telat sarapan dan harus segera berangkat ke sekolah. Dengan adanya program MBG, Juanedi tak khawatir lagi terhadap asupan gizi anaknya di sekolah.

"Program MBG ini sangat membantu, terutama bagi orang yang benar-benar kurang mampu. Apalagi untuk anak yang tak sempat sarapan di rumah," katanya.

Satu hal yang selalu membuatnya bergairah memasak adalah ketika mengeksplorasi menu. Maka dari itu, Junaedi berharap program MBG diteruskan. 

Senada dengan Junaedi, Rukmini (29), pegawai bagian pengemasan di SPPG Bojong Koneng, juga merasa bersyukur dengan adanya program MBG. Dia yang biasanya seharian tidur karena menganggur saat ini bisa memiliki pekerjaan dan membantu perekonomian keluarga.

"Tadinya seharian di rumah tidur, sekarang ada kerjaan. Terus anak-anak juga dapat manfaat makan bergizi," kata Rukmini.

Dia pun bersemangat walau harus berangkat dari rumah pukul 02:30 WIB dini hari untuk menyiapkan ribuan porsi makanan.

"Selesai bekerja pukul 11:00 WIB. Delapan jam kerja," ujar Rukmini.

Selain mendapat upah, keberadaan program MBG juga membantu Rukmini menghemat pengeluaran harian. Uang jajan anaknya bisa dihemat karena sudah mendapat asupan makanan gratis di sekolah.

"Jadi, jangan sampai program ini dihentikan. Banyak warga sini yang terbantu dengan program MBG," tandas Rukmini.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya