Berita

Ilustrasi (Foto: RMOL/Reni Erina)

Bisnis

Begini Dampak Shutdown AS bagi Sektor Perjalanan

KAMIS, 02 OKTOBER 2025 | 09:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Amerika Serikat (AS) melakukan shutdown parsial setelah Kongres gagal menyetujui anggaran baru melewati batas waktu 30 September 2025. Langkah itu mengakibatkan  ratusan ribu pegawai federal terpaksa dirumahkan (furlough), sementara tugas-tugas yang dianggap tidak penting dihentikan hingga ada kesepakatan. 

Pegawai federal yang dinilai esensial tetap harus bekerja meski tidak langsung menerima gaji, tetapi nantinya akan mendapat pembayaran setelah shutdown berakhir. Sektor perjalanan sebagian besar dianggap esensial, seperti pengendalian lalu lintas udara dan keamanan perbatasan, meski tidak semuanya. 

Asosiasi Perjalanan AS memperkirakan shutdown ini bisa merugikan ekonomi pariwisata negara hingga 1 miliar dolar AS per minggu.


Dikutip dari USA Today, Kamis 2 Oktober 2025, untuk sektor penerbangan, layanan tetap berjalan karena Badan Penerbangan Federal (FAA) dan TSA mewajibkan sebagian besar pegawainya tetap bekerja meski tanpa gaji, termasuk petugas keamanan bandara, pengendali lalu lintas udara, hingga inspektur keselamatan penerbangan.

Maskapai besar seperti United, Delta, American, dan Southwest mengingatkan, sistem bisa melambat akibat shutdown ini. Pada shutdown 2019, absennya petugas karena tidak digaji sempat menimbulkan antrean panjang di beberapa bandara.

Kereta Amtrak tetap beroperasi normal, menurut keterangan perusahaan itu dalam pernyataan resmi. Amtrak mendapat dana hibah dari pemerintah. Pendapatan tiket membuat operasinya bisa terus berlanjut. Namun, jika shutdown berlangsung lama, beban keuangan bisa meningkat.

Sementara itu, shutdown tidak terlalu berdampak untuk kapal pesiar. Asosiasi Internasional Kapal Pesiar (CLIA) memastikan operasi pelabuhan dan keamanan tetap berjalan karena penjaga pantai AS, TSA, dan petugas bea cukai masih bekerja. Namun, beberapa layanan wisata tambahan, misalnya kunjungan ke taman nasional di AS, mungkin terganggu.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

Platform X Setor Denda ke Negara Atas Pelanggaran Konten Pornografi

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04

Prabowo Komitmen Tindak Tegas Pembalakan Liar di Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02

KPK Sebut Temuan BPK Soal Penyelenggaraan Haji Tahun 2024 Jadi Informasi Tambahan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43

Prabowo Pastikan Distribusi Pangan Jangkau Wilayah Bencana Terisolasi

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16

Cuaca Jabodetabek Cenderung Cerah Berawan di Akhir Pekan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01

Koalisi Permanen Perburuan Kekuasaan atau Kesejahteraan Rakyat?

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51

KPK Masih Telusuri Dugaan Alur Perintah Hingga Aliran Uang ke Bupati Pati Sudewo

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17

JEKATE Running Series Akan Digelar di Semua Wilayah Jakarta

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08

PAM Jaya Didorong Turun Tangan Penuhi Air Bersih Korban Banjir Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40

PKS Jakarta Sumbang Rp 1 M untuk Korban Bencana Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31

Selengkapnya