Berita

Presiden ke-7 RI Joko Widodo. (Foto: psi.id)

Publika

Logo PSI Tak Bawa Hoki Meski Ada Jokowi

OLEH: TONY ROSYID*
SELASA, 23 SEPTEMBER 2025 | 02:28 WIB

PARTAI Solidaritas Indonesia alias PSI mengubah logo partai. Dari logo gambar tangan yang menggenggam mawar putih berubah menjadi logo gambar gajah.

Dua kali gelaran pemilu, logo gambar tangan nggak membawa hoki. Meski di belakang PSI ada Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi.

Dua pemilu, PSI tak juga berhasil menembus pintu Senayan. Perolehan suara PSI di Bawah Parliamentary Threshold empat persen. PSI bersama belasan partai lain harus legowo menelan pil pahit kekalahan. Apakah kekalahan ini bisa diinsafi dengan perubahan logo?


Di dua pemilu, PSI menggunakan strategi jurus mabuk. Strategi "ciptakan musuh dan masif menyerangnya". PSI rekrut tokoh-tokoh kontroversial yang secara konsisten meramaikan ruang publik dengan menyerang objek yang sudah dipilih jadi targetnya.

Hasilnya? Strategi menyerang PSI gagal total. Nggak mampu meraih suara empat persen. Strategi Menyerang ternyata tidak efektif untuk suasana politik di Indonesia. 

Di mata publik, citra PSI buruk. Citra ini tidak bisa diperbaiki dengan perubahan logo. Nggak ngaruh. Sebab, persepsi publik bukan pada logonya. Secara umum, publik nggak ada yang peduli dengan logo. Gambar apapun tak punya pengaruh. 

Yang dibutuhkan PSI bukan perubahan logo. Tapi, yang dibutuhkan PSI adalah mengganti tokoh-tokoh partai yang telanjur punya citra buruk. Tokoh-tokoh itulah yang memberi pengaruh elektoral.

Logo tak ada hubungannya dengan elektoral. Mau ganti logo 100 kali sekali pun, nggak akan memberi pengaruh apapun buat suara PSI. 

Faktor kekalahan dan kegagalan PSI bukan di logo, tapi di  tokoh dan strateginya. Kalau logonya ganti, sementara para tokoh masih wajah lama, dan strateginya masih sama, siap-siap untuk gagal ketiga kalinya.

Lihat PAN. Partai yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan, adalah salah satu partai yang paling intens merekrut tokoh. Maka, isu semiring apa pun yang pernah menimpa PAN, bisa diimbangi dengan hadirnya tokoh-tokoh baru yang punya pengaruh elektoral.

Golkar, Gerindra dan Nasdem adalah partai yang cukup rajin belanja kader. Hasilnya? Cukup efektif untuk menjaga dan bahkan menaikkan elektoralnya. Mereka tidak perlu gonta-ganti logo. Sebab, logo tak banyak punya pengaruh.

PKS pernah berganti logo. Apakah setelah berganti logo, ada pengaruh elektoral? Tidak!

Logo lebih berpengaruh pada emosi internal kader, tidak pada elektoral. Rakyat memilih tokoh, bukan memilih logo. Para tokoh yang dipasang di struktur pimpinan partai dan caleg, merekalah yang menentukan suara.

Meski di belakang PSI ada Jokowi dengan sisa-sisa kekuatan pengaruh dan logistiknya, tapi kehadiran Jokowi dan perannya tidak menjadi jaminan PSI lolos ke Senayan pada Pemilu 2029 nanti.

Kemunculan tokoh sentral, kepiawaian partai dalam mengelola isu dan pilihan strategi yang tepat itu penting, tapi yang paling menentukan dalam pemilu adalah hadirnya figur para caleg yang punya nama baik, dikenal publik dan berpengaruh secara elektoral. Justru ini jadi faktor yang paling dominan.


Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa



Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya