Berita

Siswa berenang ke sekolah di Desa Saminyamau, Kecamatan Pulau Rao, Morotai, Maluku Utara. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Nusantara

Siswa Berenang Berseragam Sekolah Viral di Medsos

Pemerintah Perlu Cari Solusi
MINGGU, 21 SEPTEMBER 2025 | 06:47 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Ketimpangan pendidikan masih terjadi daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Hal itu seperti yang dialami oleh anak-anak sekolah di Desa Saminyamau, Kecamatan Pulau Rao, Morotai, Maluku Utara.

Baru-baru ini, viral video anak SMA Kristen Nusa Damai Posi-Posi Rao dan SMP Kristen Posi-Posi Rao Kecamatan Pulau Rao harus berenang di laut sejauh ratusan meter setelah pulang sekolah

Menurut Kepala SMA Kristen Nusa Damai Posi-Posi Rao, Marlon Dirk, siswa-siswa itu berenang lantaran tidak ada perahu yang mengangkut mereka. 


“Perahu sudah dipanggil tapi tidak direspons akhirnya empat orang siswa berenang lalu membawa perahu untuk menjemput siswa lain,” kata Marlon dalam pesan elektronik yang diterima redaksi di Jakarta, Sabtu malam, 20 September 2025.  

“Setelah video ini beredar di media sosial, kemudian banyak yang respons. Pemerintah desa justru merespons negatif dengan memanggil anak sekolah dan memarahi bahkan menakuti siswa,” tambahnya. 

Ia menjelaskan masalah seperti ini seharusnya pemerintah intropeksi diri. 

“(Pemerintah) harus mengoreksi bagaimana hingga siswa berenang (ke sekolah), perlu ada solusi yang konkret untuk masalah seperti ini supaya tidak terjadi kembali,” imbuhnya.

Padahal, lanjut dia, pada 2023 ada kasus yang hampir sama. Siswa menyebrang laut pulang sekolah kemudian tenggelam. 

“Sempat viral di media sosial, sejak 2023 baru disediakan perahu penyeberangan antara Desa Saminyamau ke seberang. Sebelumnya tidak disediakan perahu dari pemerintah untuk penyeberangan,” ungkap Marlon. 

Sekarang perahu disediakan oleh pemerintah tetapi para orang tua siswa pun harus membayar Rp20.000 per bulan untuk biaya operasional yang mengantar.

“Jadi bukan gratis, perahu dan minyak disiapkan oleh pemerintah desa tapi pembayaran untuk mereka yang antar mereka tetap berjalan,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia berharap agar pemerintah terbuka untuk menyelesaikan masalah ini. 

“Jadi perlu solusi yang baik dari pemerintah, bukan dimarahi. Ini justru membuat siswa takut. Itu cara-cara yang tidak relevan dengan zaman sekarang,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya