Berita

Wakil Gubernur Lemhannas Laksamana Madya Edwin (kiri) menerima kunjungan Ketua Umum JMSI Teguh Santosa. (Foto: RMOL)

Politik

Laksdya Edwin Apresiasi Kontribusi JMSI Perkuat Wawasan Kebangsaan

JUMAT, 19 SEPTEMBER 2025 | 20:20 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Media massa berbasis internet atau media online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern. Dalam konteks wawasan kebangsaan, media online memainkan peran penting dalam menjaga dan mempromosikan nilai-nilai kebangsaan.

Demikian antara lain disampaikan Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Laksamana Madya Edwin ketika menerima kunjungan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Dr. Teguh Santosa di ruang kerjanya, Kamis, 18 September 2025. 

Dalam kesempatan kunjungan itu, Dr. Teguh Santosa didampingi Ketua Harian JMSI Ari Rahman dan Ketua bidang Organisasi dan Keanggotaan Dr. Faisal Mahrawa. 


Laksdya Edwin menilai media siber dapat digunakan untuk menyebarkan konten-konten positif yang berisi edukasi tentang wawasan kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila sehingga masyarakat dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa.

“Saya berterima kasih pada JMSI. Sebagai organisasi perusahaan pers, JMSI berkontribusi besar dalam pembinaan anggotanya. Kita semua menyadari bahwa jurnalisme berkualitas merupakan karakter penting dari perusahaan pers yang sehat dan profesional,” ujar Laksdya Edwin.

Dia menambahkan, diskusi di ruang digital dapat membantu masyarakat memahami isu-isu nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Media siber juga dapat digunakan untuk mempromosikan inklusivitas dan toleransi antar berbagai latar belakang etnis, agama, dan budaya.

Dalam kesempatan itu, Teguh mengatakan, sejarah memperlihatkan bahwa masyarakat pers nasional merupakan komponen penting yang ikut melahirkan kesadaran kebangsaan Indonesia. 

Teguh berharap, apa yang disebutnya sebagai “tugas suci” itu terus dipertahankan anggota JMSI.

Usai pertemuan, Teguh menyerahkan empat buku yang ditulisnya kepada Laksdya Edwin. Keempat buku itu adalah “Di Tepi Amu Darya” yang berisi kumpulan reportase dari perbatasan Afghanistan tahun 2001. Lalu “Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik” dan “Buldozer dari Palestina” yang berisi wawancara dengan puluhan duta besar negara sahabat Indonesia di Jakarta. 

Sementara buku keempat adalah “Reunifikasi Korea: Game Theory” yang diangkat dari disertasinya di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya