Ilustrasi (Foto: Reuters)
Gempa bumi bermagnitudo 7,8 mengguncang lepas pantai timur Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Jumat, 19 September 2025 waktu setempat.
Guncangan kuat ini memicu peringatan tsunami di sejumlah wilayah di Samudra Pasifik, termasuk pesisir Rusia timur, Alaska, dan Hawaii.
Menurut US Geological Survey (USGS), gempa terjadi sekitar 128 kilometer timur Petropavlovsk-Kamchatsky pada kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut.
Beberapa menit kemudian, sedikitnya lima gempa susulan berkekuatan 5,1 hingga 5,8 turut tercatat di sekitar episentrum.
“Peringatan tsunami telah dikeluarkan untuk pesisir timur Semenanjung Kamchatka. Masyarakat sedang diinformasikan mengenai bahaya ini,” ujar Gubernur Kamchatka Vladimir Solodov dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari
Reuters.
Rekaman video dari media sosial Rusia menunjukkan lampu dan perabot rumah bergetar hebat, bahkan sebuah mobil yang terparkir tampak bergoyang di jalanan.
Kamera pengawas di kota Severo-Kurilsk merekam tiang lampu dan rumah bergetar, sementara rekaman di Bandara Internasional Petropavlovsk-Kamchatsky memperlihatkan penumpang berjalan tergesa di terminal saat layar televisi dan meja check-in ikut bergetar.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)*Amerika Serikat menyebut tsunami setinggi hingga tiga meter di atas permukaan air laut normal berpotensi menerjang wilayah pesisir dalam radius 1.000 kilometer dari pusat gempa, termasuk Kepulauan Aleut dan Amchitka Pass di Alaska.
Namun, setelah penilaian awal selama satu jam, otoritas di Hawaii menyatakan tidak ada ancaman tsunami Pasifik berskala destruktif.
Sementara itu, Badan Meteorologi Jepang (JMA) melaporkan hanya terjadi perubahan kecil permukaan laut di kawasan timur Hokkaido hingga Kepulauan Ogasawara, dan tidak ada peringatan tsunami besar yang dikeluarkan.
Menurut Adam Pascale, Kepala Ilmuwan di Seismology Research Centre, gempa kali ini merupakan bagian dari rangkaian gempa besar yang terjadi sejak Juli lalu.
“Ini berada pada kedalaman yang mirip dengan gempa 8,8 sekitar tujuh minggu lalu, yang menjadi gempa keenam terkuat yang pernah tercatat dalam sejarah. Gempa 7,8 ini merupakan salah satu gempa susulannya," jelas Pascale kepada ABC News Breakfast.
"Biasanya akan ada periode intens selama beberapa minggu atau bulan, lalu aktivitasnya perlahan menurun," tambahnya.
Hingga saat ini, pihak berwenang di Kamchatka menyatakan belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa akibat gempa.
Namun, warga diminta tetap waspada terhadap potensi gelombang tsunami yang masih mungkin terjadi di sepanjang pesisir timur semenanjung tersebut.