Berita

Ichsanuddin Noorsy. (Foto: Dok. Humas DPR)

Politik

Ekonom: Purbaya Tak Jauh Beda dengan Srimul

RABU, 17 SEPTEMBER 2025 | 15:29 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Konsep perbaikan tata kelola keuangan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, diprediksi tak jauh berbeda dengan pendahulunya, Sri Mulyani Indrawati.

Ekonom Ichsanuddin Noorsy mengatakan, latar belakang Purbaya secara keilmuan ekonomi fiskal tidak berbeda dengan Srimul.

"Apakah Purbaya Yudhi Sadewa akan memperbaiki kebijakan ini (tata kelola keuangan)? Saya bilang enggak. Dia tidak akan banyak memperbaiki, tidak akan melakukan terobosan-terobosan baru," ujar Ichsan kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Rabu, 17 September 2025.


"Karena pada hakikatnya, Purbaya adalah orang yang sama, orang yang sealiran dengan Sri Mulyani, orang yang banyak bermain di dunia keuangan, dan dengan pendekatan keuangan itu, mereka mendukung sektor real," sambungnya.

Di awal menjabat Menkeu, doktor ekonomi Universitas Airlangga itu mendapati kebijakan yang diambil Purbaya adalah mengambil duit dari Bank Indonesia, atau burden sharing.

"(Uang itu) digerojokin ke perbankan, untuk mendukung sektor riil. Ini kan syaratnya, ujungnya menjadi bankable," katanya.

Uang sebanyak Rp200 triliun yang disebarkan ke bank-bank, lanjut Ichsan menjelaskan, akan sulit menggenjot pertumbuhan ekonomi, karena tetap mensyaratkan bankable.

"Dalam bahasa yang sederhana, perbankan sebelumnya menerapkan kebijakan pro cyclical. Sebelum diturunkan Rp200 triliun, kebijakan yang di bawah Sri Mulyani, perbankan melakukan kebijakan procyclical," paparnya.

Dengan begitu, artinya Ichsan menilai perbankan telah masuk ke dalam situasi yang tidak pasti, karena akan tetap mengikuti situasi perekonomian yang tidak pasti, untuk menggelontorkan Rp200 triliun karena mengikuti indeks keyakinan konsumen yang turun, mengikuti indeks ekspektasi korporasi yang melemah, dan mengikuti kondisi purchasing manager index yang turun yang diikuti oleh perbankan.

"Apa indikatornya? Dana dari perbankan tetap diturunkan, tapi sangat terbatas. Artinya perbankan makin ketat mencairkan kreditnya," demikian Ichsan menambahkan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya