Berita

George Soros (Foto: Getty Images)

Politik

Media Rusia: George Soros dan NED Dalang di Balik Demo Rusuh RI

SENIN, 01 SEPTEMBER 2025 | 18:43 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Media Rusia Sputnik menyoroti adanya dugaan keterlibatan aktor asing dalam kerusuhan yang melanda Indonesia pada awal September 2025. 

Analis geopolitik Angelo Giuliano menilai bahwa simbol bendera bajak laut "One Piece" yang digunakan para demonstran mengindikasikan adanya pengaruh eksternal.

"Protes memang mencerminkan keluhan ekonomi yang nyata. Namun, simbol bendera bajak laut 'One Piece', yang menggemakan taktik di wilayah lain, menunjukkan pengaruh eksternal," kata Giuliano kepada Sputnik, seperti dikutip Senin, 1 September 2025.


Giuliano menyebut ada dua aktor besar yang patut dicurigai sebagai dalang kerusuhan demo, mereka adalah National Endowment for Democracy (NED) dan Open Society Foundations milik George Soros.

"Pertama, bisa jadi itu adalah National Endowment for Democracy (NED), yang telah mendanai media Indonesia sejak tahun 1990-an," kata dia.

"Kedua, Open Society Foundations milik George Soros, yang aktif sejak tahun 1990-an dengan lebih dari 8 miliar dolar AS di seluruh dunia dan mendukung kelompok-kelompok seperti TIFA, mungkin juga berkontribusi," tambahnya.

Dugaan tersebut juga dikuatkan oleh Jeff J. Brown, penulis The China Trilogy dan pendiri Seek Truth From Facts Foundation. Menurutnya, pola yang terjadi di Indonesia serupa dengan revolusi warna di Serbia.

"Ini persis seperti yang terjadi di Serbia. G7 menginginkan diktator lain yang didukung AS, seperti Suharto di masa lalu," kata Brown.

Namun, Brown menilai Presiden Prabowo tidak sesuai dengan agenda Barat. Terutama kebijakannya mendekat ke Tiongkok dan Rusia dengan bergabung dalam BRICS.

"Prabowo justru sedang meningkatkan hubungan dengan Tiongkok, Rusia, SCO, dan BRICS. Indonesia adalah negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan BRICS dan secara terbuka bekerja sama dengan Tiongkok dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan," tegasnya.

Brown juga menekankan bahwa posisi strategis Indonesia membuat negara ini rawan menjadi target tekanan Barat.

Indonesia adalah ekonomi terbesar kedelapan dunia dalam ukuran PPP, terbesar di ASEAN, dan negara terpadat keempat dengan hampir 300 juta penduduk. 

"Dari sudut pandang imperialisme Barat, semua ini menjadikan Indonesia sasaran empuk untuk revolusi warna yang direkayasa," pungkasnya.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya