Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: RMOL: Raiza Andini)

Politik

MAI: Pernyataan Sri Mulyani Bisa Pertajam Kesenjangan Antar Daerah

SENIN, 01 SEPTEMBER 2025 | 14:47 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan pemerintah daerah agar tidak hanya bergantung pada dana transfer dari pusat dikritik Forum Komunikasi Majelis Adat Indonesia (MAI).

Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komite IV DPD beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa masing-masing daerah harus semakin mandiri dalam mengelola keuangan sendiri dan menerapkan desentralisasi fiskal.

Dikatakan Datuk Kepala Pasukuan di Pagaruyung Sumatera Barat, M. Rafik Datuk Rajo Kuaso, pernyataan Sri Mulyani itu berbahaya dan bisa memecah belah daerah.


Kata dia, Sri Mulyani harusnya bisa paham bahwa setiap daerah punya potensi ekonomi berbeda-beda. Hal ini, bisa berdampak panjang pada kesenjangan.

"Potensi dan kemampuan setiap daerah berbeda-beda. Jika pembiayaan pembangunan sepenuhnya dibebankan kepada daerah, maka akan menimbulkan kesenjangan tajam antar wilayah," kata Rafik dalam keterangan tertulis, Senin 1 September 2025.

Rafik mengatakan, pernyataan Sri Mulyani juga bisa dipandang sebagai pembangkangan pada prinsip otonomi daerah. 

"Ketentuan mengenai perimbangan keuangan pusat dan daerah telah diatur secara jelas dalam sistem ketatanegaraan. Pandangan yang bertentangan dengan aturan ini akan menimbulkan keresahan dan ketidakpastian," tuturnya.

Selain itu kata dia, kesenjangan ekonomi jika semakin tajam juga akan berdampak pada pelestarian budaya daerah yang dilakukan dengan dukungan pemerintah.

"Ketidakmerataan pembangunan akan berdampak langsung pada pengembangan, pelestarian, dan sosialisasi adat serta budaya di daerah-daerah," katanya.

Senada dengan itu, YM. Kang Arie, Mulia Ketua Majelis Adat Sunda Jawa Barat, meminta Presiden Prabowo Subianto bisa mengambil sikap dan mengevaluasi Sri Mulyani.

"Bahwa pernyataan yang tidak memperhitungkan kondisi riil bangsa ini hanya akan menambah luka sosial dan membuka ruang kesenjangan. Presiden Prabowo harus tegas,” pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya