Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelegence)

Bisnis

Pergerakan Bitcoin Fluktuatif, Investor Jangan Gegabah

SENIN, 01 SEPTEMBER 2025 | 12:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bitcoin (BTC) mengawali September 2025 dengan bayang-bayang statistik yang lebih rendah. 

Dalam seminggu terakhir, harga Bitcoin cenderung melemah. Dari puncaknya pertengahan Agustus lalu, Bitcoin turun cukup dalam dan sempat berada di bawah 110 ribu Dolar AS, level terendah dalam beberapa minggu terakhir. 

Pergerakan tersebut mencerminkan kehati-hatian yang lebih luas di pasar.


Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia, Resna Raniadi, mengatakan pasar masih dalam fase hati-hati karena tekanan jual yang lebih dominan.

Sementara untuk proyeksi mingguan, pergerakan masih condong ke penurunan, namun dibarengi kemungkinan rebound apabila harga dapat mempertahankan level support sekitar 110 ribu Dolar AS. 

Ia pun mengungkapkan bahwa aliran keluar dari ETF Bitcoin dan ketidakpastian ekonomi global bisa memperlemah permintaan. 

"Rebound ada kemungkinan jika sinyal pelonggaran kebijakan moneter muncul," kata Resna saat dihubungi RMOL, Senin 1 September 2025.

Ia juga menyoroti munculnya altcoin seperti Remittix (RTX) yang menarik perhatian whale, menunjukkan kemungkinan sebagian dana bergerak keluar dari BTC, dan menambah tekanan pada harga BTC.

Ia mewanti-wanti pergerakan harga yang besar dan cepat, yang dapat menandakan ketidakpastian, akan memiliki risiko yang lebih tinggi. 

"Pergerakan harga bisa cepat sekali, jadi jangan terlalu terbawa euforia atau panik," sarannya. 
 
Ia pun mengingatkan agar investor bisa lebih waspada dan mengelola resiko dengan membatasi kerugian. 

"Kelola risiko, gunakan stop-loss. Pertimbangkan pasar tidak stabil, dan jangan investasikan lebih dari yang bisa ditanggung," katanya.

Investor agar terus memantau level harga  dan perhatikan sinyal makro seperti kebijakan suku bunga.

"Jangan hanya mengandalkan BTC, altcoin tertentu dengan utilitas nyata (seperti Remittix) bisa menjadi alternatif. Terapkan juga pendekatan berbasis data dan sentimen pasar, jangan hanya ikut trend," tegasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya