Berita

Direktur Eksekutif Human Studies Institute (HSI) Rasminto. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Politik

Direktur Eksekutif HSI:

Masyarakat Jangan Terprovokasi Permainan Intervensi Asing

JUMAT, 29 AGUSTUS 2025 | 19:46 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Meningkatnya ketegangan politik dalam negeri belakangan ini yang ditandai dengan berbagai demonstrasi dinilai ada indikasi kuat keterlibatan kekuatan asing secara sistematis. 

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Human Studies Institute (HSI) Rasminto yang menganggap upaya tersebut dilakukan guna mengganggu stabilitas bangsa Indonesia.

“Pola gerakan massa yang cepat, penggunaan isu sensitif yang dipelintir, hingga masifnya agitasi di media sosial menunjukkan adanya orkestrasi yang lebih besar. Indikasi ini konsisten dengan strategi pihak asing yang sejak lama tidak menginginkan Indonesia tampil sebagai negara damai dan maju,” ujar Rasminto dalam pesan elektronik kepada RMOL di Jakarta, Jumat, 29 Agustus 2025.


“Jadi intervensi asing bermain, masyarakat jangan mudah terprovokasi,” tambahnya menegaskan.

Menurutnya, salah satu ciri utama adanya peran eksternal adalah sinkronisasi narasi yang tersebar di berbagai kanal digital, meski tidak sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Ia mencontohkan bagaimana isu-isu ekonomi atau kebijakan negara kerap dipotong dan dibingkai sedemikian rupa oleh kelompok tertentu sehingga menimbulkan keresahan publik.

“Provokasi semacam itu tidak lahir secara alamiah. Ada pola produksi isu yang rapi dan terencana, lengkap dengan jejaring yang menyebarkan narasi secara masif. Inilah yang saya sebut sebagai bagian dari grand design asing untuk memecah fokus bangsa kita,” tegasnya.

Rasminto menambahkan, intervensi semacam ini lazim menggunakan pendekatan non konvensional. Bukan lagi melalui kekuatan militer, melainkan melalui perang informasi, infiltrasi ide, dan manipulasi emosi publik. Upaya ini sangat berbahaya karena mampu menciptakan instabilitas tanpa harus melibatkan kekerasan langsung dari luar.

“Yang sedang kita hadapi adalah kolonialisme gaya baru. Bukan pendudukan wilayah, tetapi pendudukan pikiran dan kesadaran masyarakat. Kalau kita tidak hati-hati, kita bisa terjebak dalam agenda mereka,” ucap Rasminto.

Ia menekankan bahwa di tengah situasi ini, Presiden Prabowo Subianto sedang berupaya serius membangun fondasi kemandirian nasional. Karena itu, lanjut dia, masyarakat harus memperkuat daya tahan sosial dengan cara tidak mudah terprovokasi, mengedepankan nalar kritis dan menjaga persatuan nasional.

“Presiden sedang bekerja untuk membawa bangsa ini maju. Maka kewajiban kita sebagai warga negara adalah memastikan ruang publik tetap sehat, tidak terseret oleh hasutan, dan tetap berpijak pada kepentingan nasional. Hanya dengan begitu kita bisa menghadapi intervensi asing tanpa kehilangan arah sebagai bangsa,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya