Berita

Kanselir Jerman Friedrich Merz (Foto: AA)

Politik

Kanselir Jerman Ngotot Tolak Akui Palestina

RABU, 27 AGUSTUS 2025 | 15:34 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kanselir Jerman Friedrich Merz menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan mendukung pengakuan negara Palestina di PBB, meskipun sejumlah sekutu di Barat sudah menyatakan langkah sebaliknya.

Pernyataan itu disampaikan Merz dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney di Berlin, seperti dikutip dari Anadolu News, Rabu, 27 Agustus 2025.

Ia menegaskan bahwa Jerman tetap berpegang pada sikap lama, yakni pengakuan Palestina hanya bisa dilakukan melalui jalur diplomasi dalam kerangka solusi dua negara.


“Pemerintah Kanada dan Perdana Menteri Kanada mengetahui posisi pemerintah federal Jerman terkait kemungkinan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara. Kami tidak akan mendukung inisiatif ini,” kata Merz.

Sikap Jerman ini berbeda dengan Kanada, Australia, dan Prancis yang berencana mendorong pengakuan Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB bulan depan.

Ketika ditanya apakah serangan militer Israel terbaru di Gaza, termasuk serangan ke sebuah rumah sakit pada Senin yang menewaskan sedikitnya lima jurnalis, tenaga kesehatan, dan tim penyelamat, akan mengubah pendiriannya, Merz menjawab tegas tidak.

“Kami tidak melihat kondisi yang memungkinkan untuk pengakuan negara saat ini, dan peristiwa beberapa hari terakhir tidak mengubah sikap kami,” ujarnya.

Meski menolak langkah pengakuan, Merz mengakui Jerman belakangan meningkatkan kritik terhadap Israel, terutama terkait blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza serta perluasan operasi militer untuk menduduki Gaza City. 

Jerman bahkan mengumumkan pembekuan sebagian ekspor senjata yang bisa digunakan di Gaza.

Namun, Merz menolak usulan sejumlah negara Uni Eropa untuk menangguhkan perjanjian dagang dengan Israel atau menjatuhkan sanksi kepada para menteri garis keras di pemerintahan Benjamin Netanyahu.

“Kami tidak akan mengikuti langkah itu bila muncul di agenda Sidang Majelis Umum PBB akhir tahun ini. Tetapi sekali lagi, kedua pemerintah saling memahami perbedaan pandangan kami,” tutur Merz.

Kebijakan Merz memicu kritik dari kalangan oposisi dan masyarakat sipil Jerman. Mereka menilai pengakuan Palestina justru bisa memberi tekanan politik pada Israel yang terus memperluas permukiman ilegal dan berencana menganeksasi wilayah Palestina.

Sebuah survei ZDF terbaru menunjukkan mayoritas warga Jerman justru mendukung pengakuan negara Palestina.

Sebanyak 60 persen responden menyatakan setuju, sementara hanya 22 persen yang menolak, dan 18 persen sisanya belum menentukan sikap.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya