Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelegence)

Bisnis

Lebih dari Separuh Jumlah Lansia di Indonesia Masih Terus Bekerja karena Desakan Hidup

RABU, 27 AGUSTUS 2025 | 10:31 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ada banyak orang dengan usia lanjut (lansia) di Indonesia masih terus bekerja atau masuk dalam Angkatan kerja.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dari jumlah 33,43 juta orang lansia, lebih dari separuh atau 55,21 persen masih aktif mencari nafkah atau bekerja. 

Beberapa pakar mengatakan, bahwa masih banyaknya lansia yang berada dalam angkatan kerja karena desakan kebutuhan ekonomi dan belum memiliki jaminan sosial.


"Banyak lansia yang masih bekerja ada kaitannya dengan tingkat pendidikan dan partisipasi kerja. Semakin rendah pendidikan lansia, semakin tinggi proporsinya yang masih bekerja," ujar Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) Lembaga Demografi (LD) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, di Jakarta, Selasa 26 Agustus 2025. 

Alasan lainnya, menurut Banjaran, adalah karena lansia ini masih menjadi tulang punggung keluarga, karena anak-anaknya belum ada yang mandiri.  Masih banyak lansia yang masuk dalam angkatan kerja karena tuntutan hidup tersebut. 

"Maka, banyak lansia di Indonesia masih bekerja hari ini, bukan semata karena pilihan seperti aktualisasi diri atau mengisi kegiatan masa tua, namun lebih karena desakan ekonomi dan kebutuhan memenuhi hidup diri serta keluarga." katanya.

Banjaran juga mengungkapkan alasan lainnya, yaitu ketersediaan pekerjaan informal yang fleksibel. Sebagaimana diketahui, berdasarkan data BPS, sebanyak 84,69 persen lansia bekerja di sektor informal. 

Bekerja di sektor informal menjadi pilihan lansia karena adanya fleksibilitas waktu meskipun dengan upahnya yang rendah. 

Kepala Lembaga Demografi FEB UI, I Dewa Gede Karma Wisana, juga menyoroti kondisi lansia di Indonesia yang jumlahnya terus meningkat signifikan.

Dalam paparannya yang berjudul “Pensiun Sejahtera 101: Memahami, Merencanakan, dan Mewujudkan Indonesia Masa Depan”, Ia menjelaskan bahwa meskipun usia harapan hidup semakin tinggi, kualitas hidup lansia masih belum terjamin. 

"Mayoritas pekerja informal yang jumlahnya lebih dari 50 persen angkatan kerja, belum memiliki perlindungan pensiun yang memadai. Ia menekankan pentingnya memperluas jaminan sosial, inovasi produk mikro-pensiun, serta integrasi kebijakan agar pensiun dapat menjadi fase hidup yang bermartabat, bukan sekadar bertahan hidup.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya