Commonwealth Bank Australia (CBA) membatalkan rencana pemangkasan 45 pekerjaan di pusat panggilan yang sebelumnya akan digantikan oleh chatbot AI.
Bank yang membukukan laba tahunan 10,25 miliar dolar Australia (sekitar Rp106 triliun) itu awalnya mengumumkan puluhan posisi akan terdampak akibat investasi dalam teknologi AI yang diklaim akan membuat layanan lebih cepat dan mudah bagi nasabah.
Namun, Serikat Pekerja Sektor Keuangan (FSU) menyatakan CBA akhirnya memutuskan untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja. Sebagai gantinya, bank menawarkan para pegawai pilihan untuk tetap bekerja, pindah ke posisi lain, atau mengambil PHK sukarela.
Meski begitu, FSU menilai sudah ada kerusakan akibat rencana tersebut, karena 45 pegawai sempat cemas mengenai masa depan pekerjaan mereka.
Keputusan pembatalan PHK ini muncul setelah perselisihan antara CBA dan FSU dibawa ke Komisi Pekerjaan yang Adil.
"Ini kemenangan besar bagi para pekerja dan bukti apa yang bisa dicapai jika mereka bersatu. Namun ini bukan sekadar kemenangan," kata Julia Angrisano, Sekretaris Nasional FSU, dikutip dari
9News, Kamis 21 Agustus 2025.
FSU menuduh CBA menggunakan alasan inovasi untuk menutupi pemangkasan pekerjaan.
"Menggunakan AI sebagai kedok untuk memangkas pekerjaan yang aman adalah praktik penghematan biaya yang sinis, dan para pekerja mengetahuinya," tegas Angrisano.
FSU juga menegaskan bahwa para pegawai ingin dilibatkan dalam diskusi soal penerapan teknologi baru di sektor perbankan, termasuk mendapatkan pelatihan agar tetap relevan dengan pekerjaan masa depan.
Menanggapi hal itu, juru bicara CBA mengakui bahwa keputusan awal memangkas 45 posisi adalah sebuah kesalahan.
"Penilaian awal kami tidak mempertimbangkan semua aspek bisnis secara memadai, sehingga kami keliru menilai peran-peran itu tidak lagi diperlukan," ujarnya.
CBA telah meminta maaf kepada para pegawai dan memberikan mereka beberapa opsi: tetap di posisi sekarang, pindah ke peran lain, atau mengambil paket pengunduran diri sukarela.
Selain itu, CBA juga memastikan tidak ada pekerjaan yang akan dipindahkan ke luar negeri dan menyebut sebagian pegawai yang terdampak akan dialihkan ke posisi yang masih kosong.
Perlu diketahui, 45 posisi tersebut hanya merupakan bagian kecil dari total sekitar 38.000 karyawan CBA.