Berita

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (Foto: AFP)

Dunia

Netanyahu Akui Israel Masih Sulit Gaet Dukungan Gen Z

KAMIS, 21 AGUSTUS 2025 | 10:22 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui bahwa pemerintahannya menghadapi tantangan besar dalam meraih simpati generasi muda di negara-negara Barat, terutama terkait perang Israel di Gaza.

Dalam sebuah wawancara dengan podcast asal Inggris Triggernometry, Netanyahu ditanya apakah Israel berisiko kehilangan dukungan dari pemerintah-pemerintah Barat ketika generasi Z (kelahiran sekitar 1997 hingga 2012) kelak memegang kekuasaan.

“Kalau Anda mengatakan bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk meraih dukungan Generasi Z dan masyarakat Barat secara umum, ya, memang begitu,” kata Netanyahu, seperti dimuat AFP, Kamis, 21 Agustus 2025.


Pernyataan ini muncul di tengah semakin maraknya aksi protes di berbagai ibu kota dunia Barat, yang sebagian besar diikuti oleh kalangan muda. 

Demonstrasi tersebut menentang agresi militer Israel di Gaza.

Sebuah survei terbaru Gallup juga menunjukkan hanya 6 persen anak muda Amerika berusia 18-34 tahun yang memiliki pandangan positif terhadap Netanyahu, dan hanya 9 persen yang menyetujui operasi militer Israel di Gaza.

Meski demikian, Netanyahu menilai penolakan tersebut bukan semata-mata terhadap Israel, melainkan bagian dari kampanye yang lebih luas menentang Barat. 

Ia bahkan mengulang klaimnya tentang adanya plot terorganisir melawan Israel dan dunia Barat, meski tidak menyebut siapa yang berada di baliknya.

Di sisi lain, Netanyahu memuji dukungan kuat dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.

"Saya kira kita sangat beruntung memiliki seorang pemimpin di Amerika Serikat yang tidak bertindak seperti para pemimpin Eropa, yang tidak tunduk pada hal-hal semacam ini," ujarnya.

Sejumlah negara Eropa, termasuk Prancis dan Inggris, sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk mengakui negara Palestina, sebuah langkah yang kerap dipandang Israel sebagai ancaman diplomatik.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya