Berita

Pasukan Hamas. (Foto: REUTERS/Hatem Khaled)

Dunia

Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata Baru

SELASA, 19 AGUSTUS 2025 | 01:28 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Hamas dikabarkan telah menerima proposal terbaru yang diajukan para mediator internasional terkait gencatan senjata dengan Israel.

Seorang sumber dari Hamas yang enggan disebutkan namanya menegaskan, pihaknya bersama faksi-faksi Palestina telah menyampaikan jawaban resmi tanpa meminta perubahan sedikit pun atas rancangan gencatan senjata itu. 

"Hamas dan faksi-faksi menyetujui proposal gencatan senjata baru tanpa meminta amandemen apa pun," ungkap sumber tersebut, dikutip AFP di Jakarta, Senin malam, 18 Agustus 2025. 


Sementara itu, sumber Palestina lain yang mengetahui jalannya negosiasi mengatakan, para mediator kemungkinan segera mengumumkan kesepakatan sekaligus menetapkan jadwal perundingan lanjutan.

“Para mediator memberikan jaminan kepada Hamas dan faksi-faksi untuk implementasi perjanjian, beserta komitmen untuk melanjutkan perundingan guna mencari solusi permanen,” kata sumber tersebut.

Para mediator mengajukan rancangan gencatan senjata awal selama 60 hari disertai pembebasan sandera dalam dua tahap. 

Hingga kini, belum ada reaksi resmi dari  Israel terkait perkembangan terbaru. Mesir dan Qatar, dengan dukungan Amerika Serikat, sebelumnya telah berulang kali berusaha mendorong gencatan senjata, namun selalu menemui jalan buntu.

Perang yang telah berlangsung hampir dua tahun ini menimbulkan kehancuran besar. Data terakhir mencatat lebih dari 62 ribu warga Palestina tewas akibat serangan Israel sejak 2023. Jalur Gaza kini berada di ambang kelaparan akibat blokade dan serangan bertubi-tubi.

Israel terus melanjutkan serangan, bahkan berupaya memaksa warga Palestina direlokasi ke selatan Gaza. Usulan itu ditolak keras oleh Hamas, yang menyebut relokasi hanyalah kedok untuk menutupi kejahatan pasukan pendudukan.

Di sisi lain, situasi dalam negeri Israel juga memanas. Ribuan warganya turun ke jalan menuntut penghentian perang sekaligus mendesak pembebasan para sandera. 

Pada Minggu 17 Agustus 2025, demonstran bahkan memblokade jalan utama yang menghubungkan Yerusalem dan Tel Aviv.

"Hari ini, semua berhenti untuk mengingat nilai paling tinggi: kesucian hidup," kata Anat Angrest, ibu dari sandera Matan Angrest, kepada Reuters.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya