Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelligence/ChatGPT)

Tekno

China Kembangkan Robot Bisa Hamil dan Melahirkan Bayi

SENIN, 18 AGUSTUS 2025 | 12:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Para ilmuwan di China sedang mengembangkan robot pertama di dunia yang mampu hamil dan melahirkan bayi. Teknologi ini diklaim dapat meniru proses kehamilan manusia, mulai dari pembuahan hingga persalinan.

Janin nantinya akan tumbuh di dalam rahim buatan yang berisi cairan mirip ketuban, sementara kebutuhan nutrisinya dipenuhi melalui selang. Meski begitu, para peneliti belum menjelaskan secara detail bagaimana proses pembuahan sel telur dan sperma akan dilakukan.

Robot ini dikembangkan oleh Kaiwa Technology yang berbasis di Guangzhou, dipimpin oleh Zhang Qifeng, seorang ilmuwan dari Universitas Teknologi Nanyang di Singapura. 


“Kunci dari robot kehamilan ini adalah teknologi rahim buatan, di mana janin tumbuh di dalam rahim buatan yang berisi cairan ketuban buatan dan menerima nutrisi melalui selang,” kata Zhang, dikutip dari The Telegraph, Senin 18 Agustus 2025. 

“Teknologi rahim buatan ini sudah dalam tahap matang, dan sekarang perlu ditanamkan ke dalam perut robot agar manusia sungguhan dan robot dapat berinteraksi untuk mencapai kehamilan, yang memungkinkan janin tumbuh di dalamnya," tambahnya.

Prototipe robot ini diperkirakan akan diperkenalkan pada tahun 2026, dengan biaya sekitar 100.000 Yuan atau setara Rp220 juta.

Kehadiran teknologi tersebut memicu perdebatan luas mengenai etika, termasuk soal ikatan emosional antara bayi dan ibu, sumber sel telur dan sperma, serta kemungkinan dampak psikologis pada anak. 

Namun, di sisi lain, robot kehamilan ini dianggap dapat merevolusi ilmu reproduksi dan membuka harapan baru bagi pasangan yang mengalami infertilitas, kondisi yang memengaruhi sekitar 15 persen pasangan di seluruh dunia.

Konsep rahim buatan sendiri bukan hal yang benar-benar baru. Pada 2017, peneliti pernah berhasil membesarkan domba prematur di dalam “biobag” berisi cairan ketuban sintetis. 

Saat ini, tim Zhang tengah berdiskusi dengan pemerintah Provinsi Guangdong untuk membahas aturan hukum dan etika sebelum teknologi ini benar-benar diizinkan untuk digunakan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya