Ilustrasi bendera merah putih. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Yamtono_Sardi)
Ilustrasi bendera merah putih. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Yamtono_Sardi)
DELAPAN puluh tahun setelah proklamasi, Indonesia tidak lagi berdiri sebagai janji kemerdekaan, melainkan sebagai teater besar di mana hukum, keadilan, dan kesejahteraan hanyalah properti panggung. Rakyat dipaksa duduk di kursi penonton, menelan naskah yang sama saban dekade: pejabat bersumpah atas nama rakyat, negara berjanji atas nama keadilan, dan penguasa bicara tentang kemajuan. Namun, ketika layar ditutup, yang tersisa hanyalah timbunan sampah kepercayaan dan bau busuk kebohongan.
Hukum yang dulu dibayangkan sebagai fondasi bangsa kini menjelma sekumpulan kalimat busuk yang ditopang kepalsuan. Undang-undang dibuat bukan untuk melindungi warga, melainkan untuk memastikan kekuasaan tetap langgeng. Pasal demi pasal ditulis seperti pagar kawat berduri, membatasi rakyat agar tunduk, sambil memberi jalan lebar bagi elit untuk melenggang. Di pengadilan, kebenaran tak lagi dicari; ia diperdagangkan. Putusan ditentukan bukan oleh nurani hakim, melainkan oleh seberapa tebal amplop dan seberapa tinggi jabatan terdakwa. Rakyat kecil yang mencuri sekilo beras menerima palu vonis seberat besi, sementara pejabat yang menilap triliunan diselimuti alasan kesehatan atau mendapat pengampunan dengan nama manis: rekonsiliasi.
Kemiskinan, alih-alih diberantas, dipelihara. Ia menjadi bahan bakar politik yang membuat rakyat selalu bergantung. Subsidi setengah hati, bantuan sosial yang sering bocor, dan janji pekerjaan yang tak pernah ditepati menjadi teknik lama yang terus diulang. Negara memastikan rakyat tetap lapar, sebab rakyat lapar mudah dikendalikan. Dengan perut kosong, mereka bersedia menerima apapun: selembar kaus saat pemilu, sekarung beras saat kampanye, segenggam janji yang tak pernah ditepati. Di negeri ini, kemiskinan bukan aib bagi penguasa, melainkan strategi.
Populer
Senin, 01 Desember 2025 | 02:29
Minggu, 30 November 2025 | 02:12
Jumat, 28 November 2025 | 00:32
Kamis, 27 November 2025 | 05:59
Jumat, 28 November 2025 | 02:08
Jumat, 28 November 2025 | 04:14
Kamis, 27 November 2025 | 03:45
UPDATE
Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44
Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41
Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38
Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27
Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18
Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13
Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08
Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57
Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48
Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39