Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta, Farchad Mahfud/RMOL
PT MRT Jakarta (Perseroda) bersiap membangun skybridge yang akan menghubungkan langsung Stasiun MRT Blok M, Blok M Hub, dan Terminal Bus Blok M.
Proyek ini menjadi bagian dari upaya besar MRT Jakarta dalam menjadikan Blok M sebagai kawasan ramah pejalan kaki dan simpul transportasi modern yang saling terintegrasi.
Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta, Farchad Mahfud, menjelaskan bahwa pembangunan skybridge ini merupakan bentuk optimalisasi aset yang baru saja sepenuhnya berada di bawah pengelolaan MRT Jakarta.
“Seperti yang saya sampaikan penataan Terminal Blok M ini bagaimana mengubah Blok M menjadi livable district, aset ini sudah 3 tahun kita upayakan, dan alhamdulillah, awal Januari kemarin, sudah menjadi asetnya MRT,” ujar Farchad kepada awak media, di Jakarta pada Kamis, 7 Agustus 2025.
Skybridge ini akan menjadi penghubung langsung antar moda yang memungkinkan masyarakat berpindah dari MRT ke terminal bus dan Blok M Hub tanpa harus bersinggungan dengan lalu lintas jalan raya dari stasiun Blok M hingga gedung-gedung di Panglima Polim. Farchad menyebut, pembangunan ini dirancang untuk memanjakan para pejalan kaki.
“Skybridge ini sebetulnya boleh dibilang kan sebetulnya kalau dari stasiun MRT ya ngapain sih dibangun skybridge, ini salah satu upaya untuk memanjakan jalan kaki, emang jalan kaki dimanjakan,” tuturnya.
Tak hanya skybridge, MRT Jakarta juga merancang wajah baru Blok M melalui revitalisasi kawasan, seperti pembangunan Grand Hub Façade, sunken plaza, jalur pedestrian bersama (shared street), hingga ruang terbuka hijau.
Terminal bus juga direncanakan untuk dipindahkan ke bawah tanah, demi menciptakan sirkulasi pejalan kaki yang lebih nyaman dan terbuka.
"Kita akan upayakan pengembangannya nanti semua bis-bis ini akan pindah ke bawah tanah sehingga pergerakan orang akan dengan mudah,” jelasnya.
Saat ini, MRT Jakarta sedang melakukan beauty contest untuk menjaring mitra investor yang akan membiayai pengembangan kawasan terminal secara menyeluruh. Proyek ini akan dikembangkan dengan pendekatan mixed-use yang menggabungkan fungsi komersial, hunian, dan ruang publik yang terbuka.
"Skybridge ini kapan mau dibangun, kami saat ini sedang melakukan proses beauty contest untuk mencari mitra investor pembangunan the whole area terminal. Mungkin dalam waktu 3 atau 4 tahun ke depan akan dibangun lalu akan di-ground break," bebernya.
Farchad juga menekankan bahwa pembangunan akan dilakukan menggunakan skema creative financing, di mana mitra turut berkontribusi pada pengembangan ruang-ruang publik seperti taman dan trotoar, bukan hanya infrastruktur komersial. MRT Jakarta ingin memastikan Blok M tetap menjadi ruang hidup kota yang inklusif.
“Jadi fungsi area Blok M sebagai area ruang terbuka, tempat kreatif tetap berfungsi,” pungkasnya.