Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2015-2020, Anwar Abbas dalam acara Menara Syariah & INCEIF University Symposium II/Ist
Simposium terkait prinsip ekonomi syariah sukses digelar Menara Syariah PIK 2 bersama International Center for Education in Islamic Finance (INCEIF) University serta beberapa lembaga keuangan Islam pada Senin, 4 Agustus 2025 lalu.
Dalam acara Menara Syariah & INCEIF University Symposium (MSIUS) kedua ini, Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah 2015-2020, Anwar Abbas menyebut simposium memberikan pemahaman mendalam mengenai prinsip ekonomi syariah dalam membangun ekosistem keuangan.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan bisa memberi dampak positif dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat keunggulan global dalam perekonomian Islam.
“Hari ini bicara tentang bagaimana caranya agar zakat, infak, sedekah, wakaf bisa difungsikan secara baik sehingga berkontribusi dalam memeriahkan ekonomi rakyat dan ekonomi umat sehingga terjadi mobilitas vertikal,” ujar Anwar dikutip Kamis, 7 Agustus 2025.
Menurutnya, ada prinsip ekonomi syariah yang tidak dimiliki sistem ekonomi konvensional, ekonomi syariah memberikan dampak bagi masyarakat bawah hingga naik ke tingkat menengah, sehingga memberikan efek langsung dalam mendorong daya beli.
“Bagaimana caranya supaya tidak ada lagi warga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya, artinya jangan lagi orang yang fakir dan miskin. Kalau ada, maka wajiblah kita secara bersama-sama untuk membantu,” tambahnya.
Masih dalam kegiatan yang sama, Wakil Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI), Bob Tyasika Ananta mengurai pemahaman ekonomi syariah meningkat pesat hampir 40 persen dalam dua tahun terakhir.
Dia mengatakan, ekonomi syariah diharapkan menciptakan sistem ekonomi yang berkelanjutan.
"Sekitar 2-3 tahun terakhir kita fokusnya meningkatkan literasi keuangan syariah. Jadi membikin masyarakat itu paham mengenai keuangan syariah. Sekarang peningkatannya 2 tahun terakhir itu cukup signifikan," ucap Bob.
Simposium ini melanjutkan kesuksesan simposium perdana pada tahun 2024 lalu yang mempertemukan regulator, akademisi, praktisi, dan eksekutif dari seluruh Asia Tenggara.
Edisi kedua ini mengeksplorasi lebih lanjut integrasi keuangan Islam dengan prioritas pembangunan nasional dengan fokus kepada penyelarasan sektor riil, inovasi wakaf, dan transformasi digital.
Simposium ini bertujuan untuk mendorong pemahaman yang lebih mendalam dan penerapan praktis prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif, etis, dan berkelanjutan.