Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/RMOL

Politik

Data Pertumbuhan Ekonomi Dianggap Janggal, Sri Mulyani Tetap Percaya BPS

RABU, 06 AGUSTUS 2025 | 19:04 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintah memastikan tetap memercayai data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang mencapai 5,12 persen, meski sejumlah ekonom meragukan kebsahan angka tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa BPS selama ini menjadi rujukan resmi pemerintah dalam menyajikan data ekonomi nasional. 

“Ya kita selama ini menggunakan BPS kan ya. Jadi BPS tentunya menjelaskan mengenai datanya, metodologinya, sumber informasinya, kita tetap memercayai BPS,” kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 6 Agustus 2025.


Menurutnya, BPS selalu mengedepankan metodologi dan integritas dalam penyajian data.

Saat ditanya apakah Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian khusus terhadap polemik data tersebut, Sri Mulyani kembali menegaskan bahwa semua indikator ekonomi yang menjadi rujukan pemerintah tetap bersumber dari BPS.

"Tidak. Ya kan kita lihat semua indikator berdasarkan BPS, Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) mengenai rumah tangga juga dari mereka. Jadi saya rasa BPS tetap berpegang kepada integritas pada datanya," kata Sri Mulyani.

Sebelumnya, sejumlah ekonom menyatakan keraguannya terhadap data pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini, karena tidak adanya momen seasonal yang mendongkrak ekonomi di periode tersebut.

“Tidak ada momen Ramadan, tidak ada faktor musiman seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi kenapa justru pertumbuhannya melonjak cukup tinggi? Ini yang harus dibedah lebih dalam, apakah ini anomali atau jangan-jangan ada praktik window dressing data,” kata Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho.

Sementara itu Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menegaskan ketidakpercayaannya terhadap data BPS di tengah meningkatnya PHK, pertumbuhan industri pengolahan yang terbatas, serta konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,97 persen, padahal menyumbang mencapai 50 persen dari PDB.

“Pertumbuhan ekonomi triwulan 2 2025 penuh kejanggalan dan tanda tanya publik. Saya tidak percaya dengan data yang disampaikan mewakili kondisi ekonomi yang sebenarnya,” kata Bhima.


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya