Berita

Ilustrasi/Ist

Politik

Dugaan Kampanye Terselubung Pj Papua Terungkap Jelang PSU

RABU, 06 AGUSTUS 2025 | 01:30 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Jelang pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) Papua pada, Rabu, 6 Agustus 2025, terungkap adanya kampanye terselubung hingga keterlibatan penjabat (Pj) Gubernur mempengaruhi aparatur sipil negara (ASN) dalam mendukung dan memilih salah satu pasangan calon (paslon).

Hal tersebut merupakan hasil pemantauan Tim Pemantau Pilkada Papua Lokataru Foundation, yang disampaikan kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, pada Selasa malam, 5 Agustus 2025.

Koordinator Pemantau Pilkada Papua Lokataru Foundation, Hasnu Ibrahim menjelaskan, dugaan pelanggaran netralitas pejabat daerah, kampanye terselubung, hingga mobilisasi pejabat dan ASN lokal dilakukan oleh sejumlah pihak.


"Aktor utama yang diduga bertindak tidak netral dan profesional yakni Bupati Biak. Bahkan, dalam pengarahan tersebut Bupati Biak menyampaikan pesan secara tidak langsung menakut-nakuti pemerintah tingkat bawah," ungkap Hasnu.

Berdasarkan penelusuran dan laporan masyarakat yang dia peroleh, terdapat 48 orang yang diperiksa oleh kejaksaan terkait penyelewengan penggunaan dana desa, karena ditekan Bupati Biak.

"Perlu diingat, pesan tersebut dinilai upaya Bupati Biak dalam ‘mengintimidasi’ pemerintah tingkat bawah guna mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tertentu," urainya.

Selain itu, Hasnu juga menemukan dugaan pelanggaran netralitas dan profesionalitas pejabat daerah juga terjadi dalam PSU Pilkada Papua.

"Informasi yang diadukan kepada Lokataru, diduga adanya keterlibatan Pj Gubernur Papua yang baru untuk memenangkan pasangan calon tertentu. Pj Gubernur seharusnya bersikap netral dan tidak memihak pada paslon tertentu dalam PSU Pilkada Papua," tutur dia.

"Bahkan, Pj Gubernur Papua diduga melakukan kampanye terselubung dengan modus mengunjungi beberapa daerah menjelang hari pemungutan suara," demikian Hasnu menambahkan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya